
Yang tersungkur dan tertawa dari versi Forbes
oleh : Algooth
Majalah prestisius Forbes kembali merilis data para hartawan. Hasil survei dan pesan dari penerbitan yang didirikan Bertie Charles Forbes ini gamblang. Hampir semua hartawan bernasib serupa. Likuiditas mengering karena krisis global.
Secara keseluruhan, orang-orang terkaya di dunia mengalami pengurangan harta. Tahun ini, para taipan dunia itu memiliki tingkat rata-rata kekayaan bersih sekitar US$3 miliar, atau terjadi penurunan 23% dibandingkan dengan tahun lalu.
Sekarang dunia memiliki 793 miliarder, turun dari jumlah tahun lalu yang mencapai 1.125 orang. Forbers menghitung kekayaan orang-orang tersebut berdasarkan harga saham di bursa. Bagi miliarder yang perusahaannya tidak diperdagangkan di lantai bursa, kekayaan mereka dinilai dengan membandingkan dengan perusahaan publik serupa.
Penurunan jumlah kekayaan terbesar dialami dua hartawan yang berasal dari Asia.
Pengusaha realestat raksasa Ramesh Chandra asal India tidak lagi menyandang gelar miliarder. Keluarga Tsai dari Cathay Financial Holdings, Taiwan, yang memiliki kekayaan bersama keempat saudaranya senilai US$3,3 miliar juga tidak lagi masuk daftar.
Orang yang kini kembali berada di posisi puncak daftar orang terkaya di dunia, Bill Gates, kehilangan pundi-pundi US$18 miliar. Kekayaan bersihnya sekarang mencapai US$40 miliar.
Peringkat orang terkaya kedua dipegang oleh Warren Buffet yang tahun lalu bertengger di posisi puncak, dengan harta US$37 miliar.
Jumlah kekayaan Buffet berkurang sebesar US$25 miliar saat saham Berkshire Hathaway terjatuh hampir 50% dalam kurun 12 bulan terakhir.
Raksasa telekomunikasi Meksiko Carlos Slim Helu tergelincir satu peringkat dan sekarang berada pada peringkat ketiga dengan US$35 miliar alias US$25 miliar 'lebih miskin' dibandingkan dengan tahun lalu.
Asia Pasifik menyumbangkan 130 miliarder dalam daftar tersebut, jauh berkurang dibandingkan dengan jumlah tahun lalu sebanyak 211 orang.
Dari 130 nama tersebut, tujuh orang di antaranya adalah pendatang baru. Jumlah kekayaan bersih dari para miliarder Asia tersebut juga mengalami penurunan, bahkan mencapai 55%, menjadi US$357 miliar dari US$804 miliar.
Dari para miliarder dari Asia Pasifik tersebut, 28 orang berasal dari China, 24 orang dari India, 19 orang dari Hong Kong, 17 orang dari Jepang, 10 orang dari Australia, dan enam dari Malaysia.
Indonesia dan Taiwan menyumbangkan lima orang dalam daftar tersebut diikuti Korsel dengan empat miliarder, Selandia Baru dan Thailand masing-masing tiga orang. Selanjutnya Kazakhstan, Filipina dan Singapura masing-masing dua orang.
Sosok terkaya di Asia dan merupakan orang terkaya nomor 7 di dunia adalah miliarder asal India Mukesh Ambani, pemimpin Reliance Industries. Kekayaan bersihnya mengalami penurunan dari US$23,5 miliar menjadi US$19,5 miliar.
Meski merosot, kekayaan Ambani masih lebih tinggi dari harta sosok terkaya tahun lalu untuk Asia, Lakshmi Mittal, 58. Kekayaan Mittal, pengusaha baja yang menempati urutan 8, merosot dari US$25,7 miliar menjadi US$19,3 miliar.
Anjloknya harta orang-orang terkaya tersebut tak lepas dari krisis global yang ikut menekan harga saham di lantai bursa hingga lebih dari separuh. Secara hiperbolis kini para hartawan itu makin miskin
Hal serupa dialami para hartawan Indonesia yang mesti mengetatkan ikat pinggang disebabkan oleh anjloknya harga komoditas dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
5 WNI yang masuk jajaran orang terkaya dunia versi Forbes
Peringkat 430 R Budi Hartono US$1,7 miliar
Peringkat 430 Michael Hartono US$1,7 miliar
Peringkat 450 Sukanto Tanoto US$1,6 miliar
Peringkat 522 Martua Sitorus US$1,4 miliar
Peringkat 701 Peter Sondakh US$1 miliar
Generasi Djarum
Indonesia jelas tak ada apa-apanya dengan para pebisnis Asia lainnya. Posisi hartawan Merah Putih bahkan terpuruk ke urutan 400-an. Generasi kedua Djarum, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono kini menempati peringkat ke-430, masing-masing memiliki harta US$1,7 miliar.
Padahal, 2 tahun lalu, Forbes mencatat Michael memiliki US$3,08 miliar, sedangkan Robert sebanyak US$3,14 miliar. Jelas ini tantangan besar bagi generasi ketiga Djarum yaitu Martin B Hartono.
Robert berusia 68 tahun dan memiliki tiga orang anak. Michael, kakak kandung Robert, kini berusia 69 tahun dengan empat orang anak. Kedua generasi orang kaya asal Kudus, Jawa Tengah, ini sangat low profile.
Mereka jarang muncul di depan publik, meski bisnis kelompok Djarum menggurita mulai dari bisnis inti rokok, bank, hingga properti. Kebesaran bisnis mereka juga terlihat dari dunia olahraga seperti bulu tangkis dan kompetisi sepak bola (Liga Djarum).
Kini dinasti Djarum punya peluang kembali melejit. Perkawinan Martin dengan Grace L Katuari, anak dari Eddy William Katuari dari kelompok usaha Wings Group. Tahun lalu, Eddy Katuari memiliki kekayaan senilai US$1,04 miliar.
Kejutan kurang menyenangkan juga dialami Sukanto Tanoto, bos Raja Garuda Mas International. Sukanto kini ada di peringkat ke-450 dengan harta US$1,6 miliar.
Menurut catatan Forbes, pendapatan pria dengan nama asli Tan Kang Hoo yang mengawali bisnisnya sebagai pengusaha onderdil mobil di Medan terus anjlok.
Bos April Pulp & Paper dan Asian Agri sempat memiliki kekayaan US$4,7 miliar pada 2007 dan terus turun hingga hanya US$2 miliar pada akhir 2008.
Nasib serupa dialami bos Rajawali Group yang eksis sejak 1984. Kekayaan Peter Sondakh juga tergerus cukup banyak. Hanya dalam tempo 2 tahun, hartanya yang semula mencapai US$1,45 miliar kini hanya US$1 miliar.
Ayah tiga orang anak itu bergerak dalam bisnis di bidang telekomunikasi, barang-barang konsumen, ritel, dan sektor transportasi setelah melepas sahamnya di Semen Gresik.
Namun, tak semua hartawan bersedih. Masih ada taipan dalam negeri yang berkipas-kipas sambil tersenyum karena pundi-pundinya makin mengembung. Salah satunya Martua Sitorus alias Thio Seng Hap.
Martua nangkring di peringkat 522 dengan kekayaan US$1,4 miliar. Akhir tahun lalu, harta bos Wilmar International Ltd, hasil kongsi dengan taipan Kuok Khoon Hong sejak 1991 itu, baru sekitar US$475 juta.
Berdasarkan riset yang dilakukan perusahaan konsultan Belanda Profundo, Wilmar International Ltd yang berkedudukan di Virgin Islands, Inggris, itu memiliki saham di Archer Daniels Midland Company.
Cakar bisnis Wilmar tertanam di perusahaan pengolah hasil pertanian terkemuka di China, bisnis alat-alat kesehatan milik Ezyhealth, bisnis minyak sawit di puluhan tempat di Tanah Air bahkan disebut sebagai produsen inti sawit terbesar di Indonesia. (algooth.putranto@bisnis.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar