Rabu, 28 Oktober 2009

Mental Block



Oleh : EKO BAYU AJI

Keberadaan kita sebagai manusia kerap kali menghadapi dilema-dilema yang dapat menghambat dalam pencapaian tujuan, kendala-kendala ini sebagian besar disebabkan akibat adanya penghambat mental (mental block)yang sudah terekam di otak kita sekian waktu dan terakumulasi secara lama.
Misalkan saja;rasa minder yang berlebihan dalam bekerja karena merasa tidak mampu akibat kurang gaul, berasal dari lingkungan kumuh, merasa tidak mampu karena metode pendidikan di rumah yang salah atau disekolah yang kerap membebani bahkan murid hanya diajari belajar tanpa mengerti konsep dan hanya berhafal...contoh 3 x 1 artinya apa? mereka pada bingung apa 3 nya satu kali apa 1 nya tiga kali, coba minum obat dokter 3 x 1 pasti jawabanya 1 obat diminum dalam sehari 3 kali minum ..nah..???

Anak hanya diajari menghafal,menghitung tapi tanpa memahami belajar tanpa memahami metode yang tepat dan beban tugas yang berat disekolah yang berakibat tidak mampunya siswa bersinergi dengan lingkungan sosial dan bakan dengan alam sekitarnya...akibatnya yaa banyak anak yang tidak tahu tujuannya mau kemana setelah study..akibatnya banyak sarjana yang menganggur..lho kok bisa?? lah pendidikannya kadang bukan apa yang menjadi minat dan hasrat dia akibatnya banyak bingung "How to Start" pasca kelulusan.

Mental Block yang salah diperparah dengan metode pendidikan yang mengukur aspek prestasi dari nilai yang dapat nilai 100 yaa genius yang 40 yaa IQ nya jongkok ... padahal ini yang menjadi trauma anak didik.. contoh; banyak siswa trauma dengan pelajaran matematika karena cara pengajaran yang salah dan ditunjang motivasi nilai rendah akan membuat siswa tidak betah,takut,kalut akhirnya jadi membenci matematika ..lah inilah mental Block yang menjadi penghambat.

Dalam bekerja mental block yang salahpun akan berakibat kita menjadi terbayang dengan pengalaman buruk yang berakibat pada traumatis yang menjadikan kita malas berubah,malas bergerak. Padahal kita ini mampu dan punya power yang tak terbatas.Kita dilahirkan jadi Pemenang itu yang kita harus yakinkan, kelahiran kita contoh kemenangan sebuah sperma membuahi ovum, disinilah Kuasa Tuhan.

Kita hilangkan mental block ini dengan menanamkan keyakinan bahwa kita ini mampu, dan melakukan terapi dibawah pakar yang berkompeten dibidangnya.Yang terpenting terus pupuk sifat positif, rasa positif luar dan dalam..dan terus berkerja tanpa menyerah sambil terus belajar dan terus berbenah disana sini.
Semua orang memiliki mental block yang jika tidak segera dicarikan solusi akan menjadikan kita tidak maju dan berkembang yang pasti akan merugikan diri kita sendiri.

Dan pesan saya yang terpenting adalah Belajar memang tidak ada ruginya untuk menghilangkan mental block yang ada pada diri kita masing-masing.Baik dengan cara spiritual (agamis) maupun ilmiah yang harus terpadu dalam diri kita.

Minggu, 25 Oktober 2009

Bekerja Dari Hati



OLEH: EKO BAYU AJI

Bekerja sebenarnya adalah salah satu cara untuk mewujudkan kemakmuran baik secara individu dan kluarga berbangsa dan bernegara.
Dus bekerja akan semakin bermakna jika kerjakan dengan rasa rela, dari hati, dan penuh penjiwaan (pikiran bawah sadar) selain untuk memenuhi sandang pangan, jabatan dan materi (pikiran sadar).

Dewasa ini banyak didengungkan motivasi finansial yang membuat sebagian orang kepingin instan dalam hidupnya sehingga bekerja by pas serba instan asal duit dapat ..setelah duit dapat pertanyaannya terus untuk apa? hati gelisah pelampiasan gak karuan karena cara instan akan melahirkan perbuatan yang instan pula (bermewah dalam hidup. cari uang dari cara yang tidak dibenarkan, and so on)

Bekerja dengan hati berbeda kita liat aja misalkan seorang perawat di Rumah sakit dengan gaji yang cukup dia dengan penghayatan karena bekerja dari hasrat dalam hati akhirnya mampu melayani dengan sopan dan memuaskan beda perawat yang kerjanya karena rutinitas kerja..demikian juga pegawai atau karyawan yang bekerja dari inner power pasti cara kerjanya akan berbeda dengan kawan-kawannya yang karena rutinitas, jabatan , atau materi...pasti orang lain bisa menilainya.

Dengan penjiwaan tersebut manusia seenarnya mengurangi beban stress dan beban jiwanya, walau secara materi kalah dengan yang instan tapi hidupnya lebih apik, elok dan banyak orang yang menghargai tindakannya yang penuh dedikasi dan komitmen.

Kembali lagi semua adalah pilihan kita mau memilih jalan yang mana..asal jangan lupa kerjakan semua dari hati terdalam niscaya ada Unlimitted Power yang dahsyat yang kita miliki dan walau tidak terlihat hasilnya sekarang pasti penerus atau waktu akan tahu hasil kerja anda..selain itu Tuhan juga akan mereward perbuatan kita dengan menjadi manusia yang berbudi luhur dan dihargai siapapun selebihnya adalah wewenang Sang Maha (jika kita sebagai makhluk beragama)

Semuanya pasti melalui proses dan dengan proses yang baik niscaya hasilnya akan berbeda.Karena segala sesuatu tidak hanya diukur dari materi, percuma aja materi berlimpah jika hati kering dan tidak bermakna---diujung karier kita nanti di dunia (kematian) akan sedih jika pahatan prestasi kita cuma mengumpulkan harta tanpa ada manfaat bagi orang lain,atau mengejar jabatan tanpa ada niat untuk kebaikan, pasti diujung hidup kita terutama dimasa tua akan ada penyesalan dan tinggal penyesalan.Untuk itu mari kita bangkit dan berproses dengan baik.

Bekerja dengan hati akan menjadikan kita orang yang berbudi dan bermoral sehinggi politics office dngan intrik menjatuhkan kawan sendiri, menyalahi peraturan ataupun menguntungkan diri sendiri akan dapat diminimalisir sehingga biaya pelatihan akan dapat dikurangi dan hasilnya lebih kongkret dan aplicable dan bukan rekayasa.

Wassalaam wr.wb

Sabtu, 10 Oktober 2009

SIAPA TAKUT MEMBELI RUMAH TIPE KECIL?

Cara Menyiasati Pengembangan Rumah Tumbuh

Oleh Franhky Wijaya Dipl Ing

[ opini ]

Banyak yang beranggapan membeli rumah kecil itu tanggung . Nanti juga dirombak kalau bayi sudah besar atau keponakan Ibu ikut tinggal di rumah. Masalahnya, bagi yang berpenghasilan pas-pasan tidak mungkin memaksakan diri membeli rumah besar. Pilihannya rumah tipe kecil yang harga bangunannya tidak terlalu mahal. Bagaimana mengutak-atiknya agar tetap mampu menampung perkembangan kebutuhan? Rumah tumbuh adalah salah satu alternatifnya.



Defnisi

Rumah tumbuh adalah pengembangan rumah induk secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan faktor finansial. Rumah tipe kecil yang banyak ditawarkan developer sangat baik dijadikan rumah induk. Dikatakan rumah induk karena secara umum kebutuhan ruang seperti kamar tidur, ruang keluarga, dapur serta kamar mandi sudah tersedia walau ukurannya masih kecil.

Pengembangan lanjutan baru dilakukan jika ada rezeki berlebih dan ada kebutuhan penambahan ruangan. Karena itu penting memperhatikan setiap detail bangunan karena hal itu banyak kaitannya dengan biaya.



Ketersediaan lahan

Sebaiknya beli rumah tipe kecil dengan lahan cukup luas, sehingga pengembangan bisa dilakukan tanpa mengganggu rumah induk. Biasanya developer menyediakan lahan belakang untuk dikembangkan sendiri. Selama tidak banyak mengubah tampak bangunan, developer tidak keberatan.

Selanjutnya, tentukan apakah pengembangan ke arah horizontal atau vertikal. Bila lahan memungkinkan, pilih ke arah horizontal dengan memanfaatkan taman belakang atau taman samping sebagai dasar pengembangan desain selanjutnya. Dengan cara itu tampak bangunan tidak banyak berubah.

Sering terjadi taman belakang yang sudah disediakan kurang dimanfaatkan secara optimal sehingga ruang-ruang yang terbentuk juga tidak optimal. Sementara taman depan biasanya sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena sudah mentok dengan garis sempadan bangunan (GSB).

Kaveling rumah tipe kecil tentu saja tidak sama dengan kaveling rumah tipe besar. Ruang keluarga berukuran 3 x 3 tentu tidak sama dengan ruangan 10 x 10, tapi selama fungsinya sama-sama tercukupi tidak masalah. Bahkan ruangan yang kecil memungkinkan kita membuat desain yang lebih kompak melalui pengaturan perabot dan warna ruangan.



Konstruksi bangunan

Pengembangan secara horizontal tidak terlalu memberatkan konstruksi bangunan yang telah ada. Sebaliknya pengembangan vertikal perlu diketahui dulu seberapa jauh konstruksi rumah induk dapat ditingkatkan. Tanyakan pada ahli-ahli struktur atau pihak developer. Dengan perencanaan yang matang, kita dapat mengetahui konstruksi mana saja yang dapat dipertahankan atau harus dibongkar untuk penambahan ruangan.

Juga bagian mana saja yang sudah dipersiapkan bila ada penambahan lantai. Semakin banyak bagian yang dipersiapkan di awal, makin sedikit pengeluaran untuk pengembangan tahap selanjutnya.



Rancangan akhir

Walaupun rumah tumbuh, bukan berarti rumah induk dapat senantiasa dikembangkan. Jangan hanya memikirkan pengembangannya untuk jangka waktu pendek dan hanya optimal saat itu saja. Tapi, pikirkan sejak awal bagaimana selanjutnya? Kita tidak ingin ruangan di rumah seperti susunan gerbong kereta atau susunan rumah burung, bukan?

Mesti ada perencanaan yang matang, ruangan mana yang akan ditambah kalau ada penambahan anggota keluarga. Dan sebaiknya kita juga tahu rancangan akhir dari rumah itu. Bagaimanapun lahan kecil punya batas maksimum. Kalau kita membangun rumah melebihi batas maksimumnya, tentu ruangannya juga tidak akan optimal.

Pemilihan material dan warna

Rumah tumbuh sebaiknya mempunyai nuansa yang sama dan terpadu dengan rumah induk. Supaya ruangan yang baru tidak terkesan tambalan, pilihan material dan warna bangunan sebaiknya sama atau mendekati rumah induk. Kecuali kita ingin menambahkan aksen-aksen warna di ruangan tertentu.



Sirkulasi udara dan pencahayaan

Ruangan yang baik dan sehat memiliki sirkulasi dan pencahayaan yang baik. Adanya jendela di setiap ruangan adalah wajib. Dengan perencanaan yang baik kita tahu kemana arah jendela setiap ruang ini menghadap. Apakah menghadap taman atau ke ruangan yang lain bila ada penambahan ruang.



Franhky Wijaya Dipl Ing

Senior arsitek pembangunan Kota Deltamas, Bekasi



Tahap 1

Pada tahap ini denah awal tidak begitu banyak berubah. Ruang makan yang digabung dengan ruang bersama terlihat agak sempit, dapat dipindahkan ke belakang dan berdekatan dengan dapur. Tidak perlu ada penambahan dinding supaya ada kesan ruangan menyatu dengan taman belakang. Penataan taman belakang perlu dilakukan, salah satunya dengan penempatan gazebo.

Tahap 2

Pada tahap ini kita melakukan penambahan ruang tidur di belakang dengan ukuran yang lebih besar. Supaya ruangan terkesan lebih luas, dapur dan ruang makan dapat disatukan. Untuk ruangan kecil hindari dinding pembatas yang banyak karena akan mempersempit ruangan.

Tahap 3

Pada tahap ini terjadi penambahan ruang untuk pembantu yang ditempatkan di bagian belakang. (kamar pembantu terletak di bagian atas, lihat denahnya di tahap 4)

Tahap 4

Pada tahap ini lantai dasar sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Arah pengembangan terpaksa ke atas. Di lantai atas ditempatkan dua kamar tidur plus KM/WC. Sedangkan dapur + ruang makan dipindahkan ke bagian belakang untuk menampung anggota keluarga yang semakin membesar.

Nukilan - Kisah Teladan-Untuk Cermin Kita


Sumber:http://www.kickandy.com/corner/

Suatu hari, seorang teman lama menelepon saya. Dia menceritakan kisah yang membuat hati saya tersentak lalu tergerak. Cerita tentang istri almarhum mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Menurut teman saya, ketika Pak Hoegeng masih hidup, dia pernah berjanji suatu hari kelak, jika punya uang, dia akan mengajak istrinya ke Hawai, Amerika Serikat. Mengapa Hawai? Karena mereka berdua begitu mencintai lagu-lagu “irama lautan teduh”.

Hoegeng dan Merry Roeslani, sang istri, sejak muda memang sangat menyukai musik hawaian. Kecintaan pada jenis musik tersebut mendorong mereka menghidupkan kembali kelompok musik Hawaian Seniors yang dulu pernah dibentuk Hoegeng semasa remaja. Mereka bahkan tampil sebulan sekali di TVRI dan merupakan program yang sangat diminati pada tahun 1970-an.

Namun apa mau dikata. Sebelum janji itu bisa dipenuhi, sang jenderal yang jujur dan sederhana itu lebih dulu dipanggil Tuhan. Hoegeng pergi selama-lamanya tanpa sempat mengajak sang istri menginjak pasir Waikiki Beach di Hawai yang terkenal itu. Hoegeng juga tak pernah sempat mengajak Merry melihat penari hula-hula asli di pulau tersebut. Karena itu, saya bisa membayangkan betapa sedih hati Ibu Merry.

Bagi Anda yang mungkin lupa, selama menjadi Kapolri, Pak Hoegeng setiap akhir bulan tampil bermain musik bersama Hawaian Seniors membawakan lagu-lagu irama lautan teduh. Duet Hoegeng dan Merry sanggup menyihir penonton televisi pada tahun 1970-an.

Bahkan penampilannya di TVRI waktu itu terus berlanjut walau Pak Hoegeng sudah pensiun. Hingga pada 1978, Hawaian Seniors “dicekal” tidak boleh tampil di TVRI oleh penguasa Orde Baru. Tidak pernah jelas mengapa. Alasan “resminya” karena acara tersebut dinilai tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Tetapi diduga pencekalan itu berkaitan dengan keikutsertaan Pak Hoegeng menandatangani “Petisi 50” yang berisi kritikan keras terhadap Pak Harto.

Pencekalan terjadi setelah Pak Hoegeng, Ibu Merry, dan Hawaian Seniors sepuluh tahun tampil menghibur di TVRI. Waktu yang cukup lama. Tetapi, percaya atau tidak, selama itu pula belum pernah sekalipun Ibu Mery menginjakkan kakinya di pasir Waikiki Beach yang terkenal itu. Padahal, sebagai Kapolri, Pak Hoegeng sudah pernah tiga kali bertugas ke Amerika dan sempat mampir di Hawai.

Ibu Merry tidak pernah ikut karena Pak Hoegeng memiliki prinsip yang sangat teguh: selama melakukan perjalanan dinas, istri dan anak-anak tidak boleh ikut “numpang” fasilitas kantor “Dia tidak pernah mengijinkan saya dan anak-anak memanfaatkan kesempatan menggunakan fasilitas dinas,” ungkap Ibu Mery. “Sementara untuk beli tiket dengan uang sendiri kami tidak mampu.”

Ironis memang. Sulit dipercaya ada orang sejujur Pak Hoegeng di negeri ini. Tak heran jika kemudian muncul idiom: Di Indonesia hanya ada tiga polisi yang jujur. Polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitu jujurnya sampai ketika meninggal tak banyak harta benda yang dia tinggalkan untuk keluarganya. Bahkan setelah 32 tahun mengabdi di kepolisian, uang pensiun yang diterima Pak Hoegeng cuma Rp 10 ribu.

Kawan saya menilai kisah tentang Ibu Mery tersebut layak diangkat di Kick Andy. Agar banyak pihak terbuka matanya bahwa di negeri ini ada sebuah ironi. Ironi kehidupan seorang pejabat yang jujur dan seorang istri yang tabah.

Setelah mendengar kisah tentang Pak Hoegeng dan Ibu Merry, ada “panggilan” yang begitu kuat di dalam dada. Panggilan untuk mewujudkan mimpi Ibu Merry. Mimpi untuk bisa menginjakkan kaki di Pantai Waikiki. Dalam usianya yang sudah di atas 80 tahun, mungkin ini permintaan terakhir yang akan dikenangnya sebelum Tuhan memanggilnya.

Tapi, jujur saja, saya sempat ragu apakah bisa mewujudkan mimpi tersebut. Terutama ketika mendengar cerita bahwa sudah dua kali Ibu Merry ditolak ketika mengajukan visa ke kedutaan besar Amerika Serikat. Tak ada penjelasan mengapa permohonannya ditolak. Sejak penolakan yang kedua, Ibu Merry sudah mengubur dalam-dalam impiannya untuk bisa melihat Hawai.

Saya mencoba menghubungi pihak kedutaan Amerika dan menjelaskan keinginan saya untuk membantu Ibu Merry guna mendapatkan visa. Saya berusaha menjelaskan siapa Pak Hoegeng dan kisah tentang mimpi Ibu Merry untuk bisa menginjakkan kaki di pulau yang selama ini hanya dikenalnya melalui gambar dan cerita-cerita orang.

Pihak kedutaan Amerika mengatakan tidak berjanji dapat mengabulkan permintaan saya itu. Mereka menegaskan adanya peraturan keras dari pemerintah Amerika yang tidak pandang bulu. Saya katakan kepada mereka saya bisa memahami dan tidak akan memaksa. Saya hanya ingin menyenangkan hati seorang wanita luar biasa yang selama hidupnya banyak mengalami kepahitan hidup. Apa salahnya di ujung hidupnya, sekali ini, dia dapat mereguk kebahagiaan. Apalagi ada kemungkinan ini adalah “last wish” atau permintaan terakhirnya.

Akhirnya, kisah tentang Pak Hoegeng, Hawaian Senior, dan Ibu Merry saya angkat di Kick Andy. Pada bagian akhir acara, kepada Ibu Merry saya tanyakan tentang apa keinginannya yang belum terwujud. Dengan suara pelan, sembari menghela nafasnya, Ibu Merry bercerita tentang kerinduannya untuk bisa ke Hawai. Kerinduan yang sudah dikuburnya.

Dua kali visanya ditolak dan keuangan yang terbatas, membuatnya pasrah. Dia juga harus mengubur impiannya untuk bertemu dengan sahabatnya Mukiana, perempuan asal Hawai, yang sangat dirindukannya. Sudah tiga puluh tahun lamanya mereka tidak berjumpa. Mukiana pernah tinggal di Indonesia selama enam tahun dan bersama-sama menari dan bernyanyi di acara Hawaian Seniors.

Di ujung acara Kick Andy saya menyambungkan hubungan telepon antara Keala Mohikana dan Ibu Merry. Tampak Ibu Merry terkejut mendapat sambungan langsung dengan sahabat yang dirindukannya itu. Ibu Merry lalu menanyakan kapan Keala Mohikana bisa ke Jakarta. Tapi, pada pertengahan pembicaraan, tiba-tiba Keana Mohikana muncul dari balik panggung. Ibu Merry tertegun seakan tak percaya. Sahabatnya itu kini berada tepat di depannya. Kedua wanita tua itu lalu saling berpelukan melepas rindu.

Belum sempat Ibu Merry meredakan rasa harunya, tiba-tiba Aditya, putra Ibu Merry, mengeluarkan visa dari kantongnya. Tuhan maha besar. Kedutaan Amerika kali ini meloloskan Ibu Merry dan juga Aditya untuk masuk wilayah Amerika. Mereka berdua mendapat visa!

Selesai sampai di situ? Belum. Kepada Ibu Mery, saya serahkan sebuah amplop. Isinya kemudian dibaca oleh Ibu Merry: tiket pulang pergi Jakarta-Hawai-Jakarta. Maka sempurnalah perjuangan saya, teman saya, dan Aditya untuk memberikan “hadiah” paling indah dalam hidup Ibu Merry, yakni kesempatan pergi ke Hawai.

Sejumlah penonton di studio tak kuasa menahan haru. Mereka menitikan air mata. Apalagi saat Aditya menunjukkan visa dan kemudian Ibu Merry menerima tiket ke Hawai yang dipersembahkan Surya Paloh, pemilik Metro TV.

Seusai rekaman Kick Andy, semalaman saya tidak bisa tidur. Hati rasanya bahagia sekali. Semua upaya dan jerih payah terbayar sudah. Kalau melihat ke belakang, rasanya semua itu tidak mungkin terjadi. Mulai dari upaya teman saya mendatangkan Mukiana ke Jakarta, usaha untuk mendapatkan visa yang sudah dua kali ditolak, sampai tiket ke Hawai pemberian Surya Paloh, semua berjalan tanpa hambatan. Tuhan maha besar.

Senin, 21 September 2009

LULUSAN PhD- Jadi Sopir


Lulusan PhD Stanford Itu, Kini Jadi Sopir
Sunday, 13 September 2009 10:46tullah.com
Diunduh dari: www.hidayahtullah.com


Kisah ini dapat menjadi teladan bagi kita bahwa gelar, titel, dan apapun embel-embel dibelakang nama kita sebenarnya bukan apa2..kita tidak dituntut memiliki gelar tapi tidak memiliki nilai plus yaitu manfaat bagi orang lain siapapun mereka, kita lihat person bangsa ini yang masih sibuk menguber gelar akademis tapi tidak ada perubahan pada kemajuan walau pun itu ada kemajuan itu lambat dan sering timbul konflik interest,karena yang mereka pelajari hanya ilmu dimeja kuliah tapi bukan ilmu kehidupan yang benar-benar realita yang sebenarnya dibutuhkan buat negeri ini atau tujuan hanya untk mengejar materi saja (karir, pangkat jabatan,status, harta kedudukan) , di sini orang masih demam gelar (S1, S2, S3) karena didukung lembaga pendidikan yang sengaja menciptakan gelar dengan kelulusan serba Instan tapa harus bersusah payah (tanpa proses belajar sebenarnya), banyak dari mereka lupa tugas yang harus diemban dibalik gelar tersebut. Maka penulis meniru kata-kata yang ada di media iklan TV "Tanya Ken Napa?"..coba kita simak kisah ini yang kami ambil dari sumber yang dapat dipercaya,yang semoga dapat menjadi pelajaran dan pemikiran kita semuanya.bahwa ternyata komitmen, integritas, dan kejujuran diatas segala-galanya, bukan hanya kemauan mengejar materi yang tidak akan ada habisnya dan kata kunci adalah Change (perubahan) yang dapat memutar balikkan kenyataan yang ada selama ini.

Kehidupan akan ada pasang surut dan perubahan (Change) yang selalu melesat terus seiring dengan kepintaran manusia dalam memenuhi kebutuhanya dengan dukungan manajemen yang mengikuti teknologi, selera pasar, trend, sosial kultural, perkembangan ke ilmuan, cara berpikir dan sebagainya.Tidak ada manusia di bumi ini yang sanggup tetap bertahan dengan prinsipnya sendiri jika tidak mampu merubah pola pikirnya (mind set)maka dia akan kelihatan seperti Dinosaurus yang kuat,besar, ganas tapi akhirnya hilang (punah) dari peredaran, oleh karena itu paradigma lama harus disesuaikan dengan perubahan yang ada dengan tetap memegang teguh nilai Agama dan moralitas, karena adanya filter akan membuat kita kuat di tengah perubahan dunia ini yang cenderung sekular dan orientasi pada bisnis semata..mari kita simak kisah ini semoga bermanfaat terima kasih.


Ia telah menghabiskan 16 tahun sebagai peneliti di Institute of Molecular and Cell Biology (IMCB). Tapi akhirnya, nasib menjadikannya seorang sopir

Hidayatullah.com—Cai Mingjie tak pernah berpikir sebelumnya jika kehidupannya berbalik 180%. Maklum, pria berkacamata ini sebelumnya adalah seorang ilmuwan dengan reputasi bagus. Pendidikan terakhir PhD bidang biokimia diselesaikan dari universitas ternama, Stanford University.

Namun pria yang pernah menjadi kepala peneliti bidang genetika sel di IMCB ini pergi meninggalkan institusi bergengsi itu dan memilih menjadi sopir taksi.

"Saya dipaksa keluar dari pekerjaan riset di saat karir saya berada di puncak, dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain dengan alasan yang hanya bisa saya katakan sebagai "keunikan dari Singapura," ujarnya dalam sebuah situs blog miliknya.

“Akibatnya, saya mengemudi taksi untuk membuat hidup dan menulis kisah kehidupan nyata ini hanya untuk membuat pekerjaan yang membosankan sedikit lebih menarik. Saya berharap bahwa kisah-kisah yang menarik untuk Anda juga, " ujar Dr. Cai.

Berita mengenai Dr. Cai ini sangat mengejutkan masyarakat Singapura, sebuah negara yang tingkat kemajuan pendidikan dianggap tinggi dan tidak diragukan lagi.

Seorang pekerja kerah putih yang sangat terkejut mengatakan, sebelumnya ia sangat yakin bahwa gelar setingkat doktoral dan pengalaman segudang merupakan jaminan untuk memiliki pekerjaan yang mapan dan kesuksesan abadi.

"Jika ia akhirnya harus menjadi sopir taksi, maka kesempatan apa yang dimiliki orang-orang biasa seperti kami ini?" tanyanya.
Saya pernah bertemu dengan sejumlah sopir taksi yang memiliki kualifikasi tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk mereka yang dulunya adalah manajer dan insinyur.

Seorang sopir yang ceria, suatu hari mengejutkan saya karena memberikan penjelasan lengkap mengenai saham apa yang sebaiknya dibeli dan mana yang harus dihindari. Ternyata ia dulunya seorang pialang saham.

"Pada masa seperti sekarang ini, mungkin hanya bisnis taksi yang masih aktif menerima pegawai di Singapura, kata Dr. Cai.
Bagi saya, perubahan hidup Dr. Cai itu membawa Singapura ke dalam babak baru.

"Saya mungkin satu-satunya sopir taksi dengan gelar PhD dari Stanford dan memiliki pengalaman yang diakui dibidang sains..." tulis Dr. Cai dalam blog nya.

Gelar Doktoral

Kisahnya Dr. Cai ini segera menyebar di dunia maya. Kebanyakan orang Singapura menyatakan penghargaan mereka atas kemampuannya beradaptasi begitu cepat dengan kehidupan barunya. Dua orang pemuda Singapura menanyakan nomor taksinya, berkata bahwa mereka akan sangat senang sekali jika bisa berkeliling dengan taksinya dan berbincang-bincang.

"Banyak (pelajaran) yang bisa ia berikan kepada saya," kata seseorang.

Lainnya bertanya, mengapa ia tidak bisa mendapatkan pekerjaan mengajar, mengingat pengalaman ilmiahnya yang begitu mengagumkan.

Keluarnya ia dari pekerjaan lama sebenarnya lebih disebabkan karena alasan pribadi (ia dituduh membuat kekacauan oleh para pemimpin penelitian), dan bukan karena lesunya proyek bidang bioteknologi di Singapura, yang masih bisa bertahan di masa krisis ini.

Kasusnya iitu menjadikan kelemahan umum di bidang R and D (research and development) Singapura mendapat sorotan.

"Kondisi ekonomi yang buruk artinya tidak banyak perusahaan yang mampu membayar ilmuwan profesional," kata seorang peselancar dunia maya. "Gelar akademik tidak banyak membantu--sejarah membuktikan banyak orang yang bergelar PhD berburu mencari pekerjaan."

Sementara citra sopir taksi menjadi terdongkrak tinggi, tidak demikian keadaannya dengan proyek biomedika Singapura, khususnya upaya mereka untuk menumbuhkan bibit talenta peneliti baru di dalam negeri.

"Semakin banyak orang Singapura yang menjauh dari karir di bidang sains," kata seorang blogger.

Seseorang menulis, "Menurut saya, gelar PhD tidak berguna, terutama di Singapura. Itu hanya selembar sertifikat, tidak lebih."
Lainnya menambahkan, "Di Amerika Serikat keadaannya lebih parah. Banyak yang datang ke sini untuk mencari pekerjaan."

"Saya tidak ingin anak saya bertahun-tahun sekolah akhirnya hanya menjadi sopir taksi," kata seornag ibu rumah tangga yang memiliki putri remaja.

Kasus yang menimpa warga negara Singapura, yang menjalani penelitian PhD-nya di Universitas Stanford dengan subyek penelitian seputar protein pengembang itu, sebenarnya tidak unik.

Ilmuwan peneliti Amerika, Douglas Prasher, yang berhasil mengisolasi gen yang bisa menghasilkan protein bersinar hijau--dan baru saja gagal meraih penghargaan Nobel 2008, menghadapi situasi yang sama.

Prasher pindah dari sebuah lembaga penelitian ke lembaga lain ketika dana penelitiannya habis. Pada akhirnya ia berhenti menggeluti sains, dan beralih menjadi sopir antar-jemput di Alabama.

"Meskipun demikian, ia tetap rendah hati dan bahagia dan kelihatan senang dengan pekerjaan mengendarai minivan-nya," kata seorang peselancar internet.

Dengan berubahnya pasar dunia kerja yang tersedia, dan semakin banyaknya pemilik usaha yang menginginkan beberapa pekerjaan bisa dilakukan oleh satu orang dengan kontrak kerja yang singkat, maka semakin banyak orang Singapura yang mengejar gelar yang berbeda. Misalnya akuntansi dengan hukum atau komputer dengan bisnis.

Sebagian orang mulai menghindari gelar pascasarjana atau bidang-bidang ilmu khusus. Mereka lebih memilih bidang keilmuan yang lebih umum atau lintas sektor.

"Pengalaman adalah raja," itulah semboyannya sekarang. Dan orang-orang berbondong-bondong mencari tempat magang tanpa bayaran.
"Di masa datang, yang dibutuhkan adalah para lulusan dengan keterampilan yang beragam dan karir yang fleksibel, orang-orang yang bisa menyesuaikan diri dengan berbagai pekerjaan yang berbeda," kata seorang pengusaha.
Selama beberapa tahun terakhir, di mana globalisasi semakin dalam, ada ketidaksinkronan antara apa yang dipelajari oleh orang Singapura di universitas dengan karir yang dijalaninya.

Singapura mengikuti tren di dunia maju, di mana bisnis-bisnis lama bisa hilang sekejap dalam satu malam, kemudian muncul bisnis yang baru, yang menjadi masalah bagi mereka yang tidak bisa menyesuaikan diri.

Saya mengenal seorang pemuda, insinyur sipil dari universitas terkemuka di Amerika, yang menelantarkan dunia konstruksi untuk menggeluti dunia mengajar.

Seorang insinyur lainnya yang saya temui, mengurus kedai kopi ayahnya yang sangat menguntungkan. Lainnya, pengacara yang kemudian menjadi musisi atau jurnalis, dan lain sebagainya.

Kasus di mana orang-orang melakukan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan mereka, semakin hari semakin banyak. Sehingga para pewawancara yang menanyai calon pegawai tidak lagi bertanya, "Mengapa seorang ilmuwan berpengalaman seperti Anda mau bekerja sebagai pegawai tingkat rendah?"

Di masa lampau orangtua pusing memikirkan bidang studi apa yang harus ditempuh oleh anaknya, akuntansi atau hukum atau teknik, bidang-bidang yang menjanjikan kesuksesan. Dan mereka akan menentukan satu bidang, dan terus mengejar dan menggelutinya hingga menjadi profesi.
Seorang dokter akan bekerja menjadi dokter, seorang ahli biologi akan bekerja di laboratorium, dan pengacara akan sibuk berdebat di pengadilan.

Dr Cai adalah pria kelahiran China yang kemudian menjadi warga negara Singapura, setelah memperoleh PhD dalam bidang biologi molekuler dari Universitas Stanford tahun 1990. Dia bergabung IMCB dua tahun kemudian dan bekerja sebagai kepala peneliti di bidang genetika sel sampai kepergiannya.

Ia dihentikan dari di Institut Molekuler dan Biologi Sel (IMCB) di ASTAR Singapore, tempat di mana dia sudah bekerja selama 16 tahundan tak dapat menjamin pekerjaan lain sampai penghentiannya bulan Mei 2008. Menjelang November 2008, dia memutuskan menjadi seorang sopir taksi.
Kini, pria dengan seambrek kurikulum vitaes dan pengalaman universitas, lembaga pemerintah dan perusahaan menjadi sopir kendaraan Toyota Crown. “Pada saat seperti ini, bisnis taksi mungkin satu-satunya usaha di Singapura yang masih aktif merekrut orang, " katanya. [di/ts/www.hidayatullah.com]

Minggu, 20 September 2009

PIKIRKAN ANDA TELAH SAMPAI DISANA


April 16th, 2009
OLEH EKO JALU SANTOSO


“Agar dapat melesat secepat kilat meraih tujuan yang Anda dambakan, mulailah dengan merasakan dalam pikiran bahwa Anda telah sampai disana. Kemudian pertajam terus kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Anda, dimanapun, kapanpun dalam situasi apapun.”



Setiap orang tentunya sudah memiliki keinginan atau dambaan yang ingin dicapainya dalam kehidupan ini. Namun seringkali banyak diantaranya yang tidak berhasil meraih apa yang diinginkannya. Bagaimana agar kita dapat cepat berhasil mencapai tujuan kita ?



Salah satu caranya adalah dengan memulai memikirkan bahwa Anda telah sampai di tujuan yang Anda inginkan. Maka sebelum Anda berhasil meraih tujuan Anda, penting bagi Anda untuk dapat “melihat bahwa Anda sudah mendapakan tujuan itu dalam pikiran Anda.” Inilah yang disebut dengan kekuatan visualisasi.



Agar dapat memvisualisasikan tujuan Anda, penting bagi Anda untuk dapat mengetahui tujuan Anda yang jelas dan tajam sejernih kristal. Anda perlu mengetahui dengan berusaha menampilkan citra yang jelas dalam pikiran Anda tentang apa yang Anda inginkan. Maka buanglah berbagi hal yang tidak Anda inginkan dari pikiran Anda, sehingga Anda dapat fokus hanya pada tujuan yang Anda pikirkan.



Setelah dapat merasakan dalam pikiran bahwa Anda telah sampai di tujuan Anda, tidak kalah pentingnya adalah berusahalah mempertajam kemampuan Anda - khususnya kemampuan yang dapat mendorong tercapainya tujuan Anda tersebut -. Pertajam terus kemampuan Anda dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun. Fokuslah terus pada tindakan-tindakan yang dapat mempercepat tercapainya tujuan Anda.

SEMOGA BERMANFAAT.



Salam Sukses Mulia,

Eko Jalu Santoso | Founder Motivasi Indonesia & Majelis Al-Ihsan Indonesia

Penulis Buku THE WISDOM OF BUSINESS, Elex Media Komputindo.

KEMENANGAN SEJATI


Kemenangan sejati bukan diukur dengan kemampuan mengalahkan orang lain, melainkan dinilai dari bagaimana kita mampu memberdayakan potensi yang kita miliki, untuk mencapai prestasi terbaik melampaui standar yang kita tetapkan.”

Kisah tentang seekor belalang dan seekor anjing dibawah ini adalah awal yang tepat untuk menjadi kendaraan pemahaman kita dalam memulai tulisan ini. Dikisahkan dalam sebuah perjalanan, seekor belalang bertemu dengan seekor anjing yang sombong. Anjing ini menyombongkan diri kepada belalang kecil dengan mengatakan bahwa tidak ada satupun binatang yang mampu mengalahkan lompatannya di wilayah ini. Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati si belalang kecil ini. Kemudian belalang kecil ini berani menantang si anjing, bahwa dia bisa mengalahkan lompatan si anjing dengan syarat standar ukuran kemenangannya sesuai dengan standar yang ditetapkannya.



“Apakah kamu berani melayani tantangan saya ?”, demikian kata si belalang. “Kita berlomba melompat di tempat setinggi-tingginya dan pemenangnya diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, melainkan dinilai dari berapa kali tinggi lompatan yang dilakukan dibanding tinggi tubuhnya”.



Anjing menerima tantangan belalang ini. Kemudian Anjing mendapatkan kesempatan mencoba melompat yang pertama. Hasilnya, ia ternyata berhasil melompat setinggi 2 meter atau sekitar sepuluh kali tinggi tubuhnya. Berikutnya giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi seperempat dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Siapakah pemenangnya dalam perlombaan ini ? Tentu saja pemenangnya adalah si belalang kecil. Ia mampu melompat setinggi 40 kali dari tinggi tubuhnya dibandingkan si anjing yang hanya 10 kali dari tinggi tubuhnya.



Sahabat, pada dasarnya dalam kehidupan ini setiap orang bisa menjadi pemenang, kalau ukuran kemenangannya dinilai berdasarkan standar potensi yang dimilikinya. Kemenangan sejati sesungguhnya dinilai dari seberapa besar usaha yang telah kita lakukan berdasarkan potensi yang kita miliki untuk mencapai prestasi yang terbaik. Demikian juga dalam pekerjaan, hidup dan bisnis, Anda dan saya memiliki potensi masing-masing yang dapat ditingkatkan untuk mencapai prestasi kemenangan tertinggi sesuai standar yang kita tetapkan. Ukuran keberhasilan tidak selalu membandingkan dengan orang lain, melainkan dapat dinilai dari seberapa besar potensi yang telah kita miliki untuk mencapai prestasi terbaik kita. Maka membandingkan ukuran keberhasilan diri kita dengan pencapain kesuksesan orang lain adalah tidak bijaksana.



Kemenangan sejati sesungguhnya adalah bagaimana kita telah memberdayakan potensi kemampuan kita untuk meraih prestasi yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam kesehatan, kekayaan hati, kekayaan spiritual, kekayaan materi, keberhasilan prestasi kerja dan prestasi bisnis, dalam hal kemajuan dalam kehidupan keluarga, maupun memberikan konstribusi kebaikan bagi sesama dan kehidupan.



Marilah kita bertanya kedalam diri kita sendiri:
- Apakah hari ini saya sudah melakukan sesuatu yang lebih baik dibandingkan hari kemarin ?
- Apakah bulan ini saya sudah meraih prestasi lebih baik dibandingkan bulan lalu ?
- Apakah tahun ini sudah meraih prestasi lebih meningkat dibandingkan tahun lalu ?

Tentu saja ukurannya jangan hanya dinilai dari pencapain materi dunaiwi semata, melainkan dapat dinilai dari peningkatan kekayaan spiritual dalam diri kita. Ukurannya bisa, Apakah sudah lebih bijaksana, apakah sudah lebih meningkat dalam kehidupan spiritual, dalam kehidupan karier dan pekerjaan, dalam kehidupan bisnis, dalam pergaulan dan kemasyarakatan ? Apakah sudah meningkat dalam memberikan konstribusi dan manfaat kepada orang lain, dalam memberikan bantuan dan manfaat kebaikan bagi orang lain ? Dan tentu saja masih banyak lagi standar ukuran sesuai dengan potensi yang kita miliki.


Dalam pandangan Anthony Robbins seringkali diosebutkan dengan “Constant Action Never Ending Improvement”, sedangkan saya pribadi lebih senang menyebutkannya dengan “continues learning and never ending improvement.” Itulah prinsip memberdayakan potensi untuk meraih keberhasilan sejati.


Dari pada membanding-bandingkan dengan pencapaian orang lain, lebih baik memulai melakukan evaluasi kedalam diri, kemudian melakukan perubahan-perubahan dari dalam diri kita sendiri. Menyusun kembali langkah-langkah pengembangan diri kita kedepan dengan prinsip “ continues learning and never ending improvement.” Bagaimana agar kedepan kita menjadi lebih bijaksana, menjadi lebih kaya hati, memiliki sikap empti, lebih banyak memberikan kontribusi kebaikan, mampu lebih meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan kualitas kehidupan spiritual dalam diri dan lain sebagainya. SEMOGA BERMANFAAT.



Eko Jalu Santoso | Founder Motivasi Indonesia | Penulis Buku “HEART REVOLUTION: REVOLUSI HATI NURANI” dan “THE WISDOM OF BUSINESS”, Elex Media Komputindo.

Jumat, 29 Mei 2009

INVESTASI NILAI-NILAI LUHUR


Sumber: Eko jalu santoso

Ketika Anda mendengar sebuah berita tentang seseorang yang tega melakukan tindakan pemerasan, penipuan atau korupsi untuk memeprkaya diri sendiri yang merugikan orang lain dan mereka tanpa merasa bersalah, apa yang ada dalam benak Anda ? Ketika Anda membaca sebuah berita tentang seseorang yang tega melakukan tindak kekerasan, merampok harta orang lain atau bahkan melakukan pembunuhan yang sadis, tanpa merasa dirinya bersalah, apa yang ada dalam pikiran Anda ?



Mendengar berbagai berita dan kejadian yang melanggar norma-norma kehidupan, tentu kita semua merasa sangat Prihatin. Semakin banyaknya kasus korupsi, pemerasan, perampokan dan tindakan kekerasan bahkan pembunuhan, tentu membuat kita semua merasa Prihatin. Sepertinya dengan mudahnya, nilai-nilai luhur dan norma-norma kehidupan dilanggar, tanpa merasa bersalah.



Ketika menyaksikan ada orang yang tega melakukan tindakan yang menyimpang norma kehidupan dan tanpa merasa bersalah, menurut saya setidaknya ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah mereka ini sudah mematikan mekanisme kerja rasa bersalah dalam dirinya. Mereka ini sudah mematikan “urat perasaan salahnya, sehingga sudah tidak ada perasan bersalah atau perasaan malu untuk melakukan tindakan kejahatan atau tindakan yang melanggar norma-norma kehidupan.



Kemungkinan kedua adalah mereka memang tidak memiliki tabungan investasi nilai-nilai luhur yang bersumber dari dalam hati yang ditanamkan sejak kecil. Artinya mereka ini miskin hati nuraninya atau tertutub hati nuraninya, karena tidak terbiasa ditanamkan nilai-nilai luhur ini dalam dirinya. Akibatnya mekanisme kerja hati nuraninya tidak mampu lagi menjadi kontrol bagi dirinya.



Mekasisme nurani bila selalu ditumbuhkan dalam diri sejak kecil, maka ketika seseorang akan bertindak menyimpang dari nilai-nilai luhur, ia akan bergerak bagaikan gelombang yang cepat-cepat mengirimkan sinyal berupa peringatan dini ke dalam diri seseorang. Mekanisme nurani ini selalu mengirimkan sinyal berupa tindakan kearah positif dan kebenaran. Mereka yang selalu menabung atau berinvestasi pada nilai-nilai luhur dalam dirinya, maka sinyalnya semakin kuat dan semakin mudah mengarahkan tindakan pada hal-hal positif. Ketika akan melakukan berbagai tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini dalam hati nurani, mekanisme hati nurani akan dengan cepat memberikan sinyal bahwa tindakan itu salah dan menyadarkan seseorang pada kebenaran.



Dalam kehidupan sehari-hari biasakanlah untuk selalu berinvestasi pada kebaikan dan nilai-nilai luhur sesuai dengan suara hati nurani. Anda dapat membiasakannya dengan selalu mendekatkan diri pada Allah, bergaul dengan orang-orang yang positif, senang berbagi keramahan, berbagi kebaikan, berbagi kasih sayang dan menumbuhkan rasa empati untuk menolong orang lain. Anda dapat memperbanyak tabungan investasi nilai-nilai luhur ini setiap saat.



Meningkatkan nilia-nilai luhur dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dalam keadaan apa saja. Ketika sedang bekerja, sedang belajar, sedang menjalankan usaha atau dalam berbagai kehidupan sehari-hari lainnya. Berusahalah menggunakan suara hati nurani sebagai pengawas perilaku dan sikap Anda dalam kehidupan. Berusaha melakukan dialog batin untuk mempertanyakan, mengkonfirmasi, mengingatkan atau kemudian menimbulkan kesadaran akan rasa bersalah, kesadaran akan rasa malu akan tindakan menyimpang dalam kehidupan. Semakin sering Anda melakukan investasi nilai-nilai luhur ini, maka semakin banyak tabungan investasi dalam diri Anda dan hasilnya sinyal peringatan dini tentang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran akan semakin kuat. Suara hati akan semakin kuat memberikan bisikan pada diri kita. SEMOGA BERMANFAAT.



Salam Sukses Mulia,

Eko Jalu Santoso | Founder Motivasi Indonesia & Majelis Al-Ihsan Indonesia

Penulis Buku THE WIISDOM OF BUSINESS, Elex Media Komputindo.

Minggu, 24 Mei 2009

Bedah Rumah


Membawa Ruang Luar ke Dalam Hunian

[Bedah Rumah
]
sumber : majalah housing estate

Hunian mengacu pada konsep modern tropis. Sementara tatanan interiornya didesain dengan membawa ruang luar ke dalam.

Memanfaatkan lahan terbatas dengan memaksimalkan kesatuan antara ruang dalam dan ruang luar, adalah solusi desain yang ingin dihadirkan dalam hunian ini. Lahannya seluas 16 x 8 m2 dengan bangunan dua lantai seluas 151 m2. Rumah tipe Vanda di perumahan The Orchid Bintaro, Pondok Aren-Tangerang, ini mulai dipasarkan PT Grahacipta Asia, kolaborasi konsultan arsitektur ternama PT Grahacipta Hadiprana dan developer PT Lentera Griya Asia, sejak Maret 2007 seharga Rp700 jutaan.

Hunian mengacu pada konsep modern tropis. Tampilan eksteriornya dibalut dinding warna abu-abu dan kaca-kaca transparan berukuran besar tanpa bingkai (frameless). “Untuk menguatkan kesan modern,” kata Budi S Soenarto, Associate PT Grahacipta Hadiprana. Sementara sentuhan tropisnya terlihat dari penggunaan bentuk atap segitiga pelana serta material kusen dan pintu yang tetap memakai unsur kayu.

Interior

Tatanan interiornya didesain dengan membawa ruang luar ke dalam. Banyak ditempatkan bukaan berupa pintu lipat dan jendela model kaca mati berbahan kaca transparan, sehingga meski secara fisik lahannya terbatas, secara visual terasa luas.

Kesatuan ruang dalam dan ruang luar bisa dilihat pada area ruang tamu seluas 2,5 x 3 m yang terasa lapang dan diselingi suara gemericik air yang menyejukkan. Pasalnya, di salah satu sisinya ditambahkan kolam kecil memanjang berukuran lebar satu meter dan panjang 2,5 meter yang mengalirkan air dari dalam ke luar bangunan.

Untuk mengimbangi keberadaan kaca mati di ruang tamu, bagian kolam hanya dibatasi dengan rangka besi vertikal yang disusun jarang, sehingga sekaligus berfungsi mengalirkan udara segar. Atapnya terbuat dari polikarbonat yang transparan untuk memasukkan cahaya siang ke dalam rumah.

Keterbukaan juga terasa pada area ruang keluarga dan ruang makan yang terhubung langsung dengan taman belakang secara leluasa. Dibuatkan pintu lipat yang bisa dibuka-tutup dan kaca mati model frameless.

Lighting

Keistimewaan desain rumah ini juga didukung oleh penataan cahaya (lighting) yang diciptakan mulai dari fasad hingga interiornya. Pencahayaan pada teras dihadirkan dengan sistem indirect lighting yang dipancarkan dari balik plafon. Sementara ruang-ruang di dalamnya menggunakan lampu downlight yang terbenam di atas plafon. Jika akan menempatkan sebuah artwork atau lukisan, juga sudah disiapkan titik-titik lampu untuk spot lighting.

Fleksibel

Pemenuhan kebutuhan ruang dalam hunian ini diasumsikan untuk keluarga muda dengan dua sampai tiga anak. Tipe standar terdiri dari satu ruang kamar utama di lantai bawah, serta dua kamar anak dan satu kamar pembantu di lantai atas.

Namun, ruang-ruang juga bisa bertumbuh secara fleksibel. Misalnya, bagian void yakni ruang kosong yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas secara menerus dapat ditutup untuk dijadikan kamar tambahan.

Pengelompokan antara ruang utama dan ruang servis adalah untuk memberi kenyamanan bagi penghuni rumah. Dapur berada di bagian depan kemudian kamar pembantu, tempat mencuci dan menjemur pakaian berada di lantai atasnya.

Jika ingin meluaskan area dapur, tangga servis bisa dihilangkan, sehingga tangga utama dipakai juga untuk keperluan servis. Penambahan jalur sirkulasi di lantai atas menuju ruang servis juga dimungkinkan dengan membuka bagian dindingnya.

Sementara taman di bagian belakang dirancang agar bersih dari area servis, sehingga benar-benar bisa dinikmati dan dimiliki oleh seluruh penghuni rumah.

Hemat energi

Isu lingkungan juga menjadi perhatian dalam desain hunian ini. Salah satunya, penghematan penggunaan kayu dengan mengurangi pemasangan kusen jendela. Tampilan kaca yang dibiarkan tanpa bingkai (frameless) ini juga bisa meluaskan pandangan ke luar bangunan.

Karena terdapat banyak bukaan, penerangan di siang hari cukup didapat dari masuknya cahaya siang ke dalam rumah. Jadi, tidak perlu menyalakan lampu. Di samping itu sirkulasi udara juga sangat diperhatikan. Pada area kamar mandi misalnya, selalu diselipkan bukaan berupa jendela kaca buram yang bisa mengalirkan udara ke luar, sehingga tidak memerlukan alat mekanik penghisap udara. Halimatussadiyah

Perabot Untuk Ruang Terbatas

Ruang tamu kecil ini sengaja tidak diisi penuh dengan furnitur. Cukup dua buah kursi dan satu buah meja. Sebagai tambahan dibuatkan bangku panjang dari kayu seperti bench yang bisa dimanfaatkan juga sebagai meja.

Lemari pakaian dengan daun pintu dari kaca cermin dapat berfungsi ganda. Disamping dapat dimanfaatkan untuk bercermin juga membuat ruangan berkesan luas.

Tempat untuk meletakkan satu set televisi tidak selalu berupa credenza yang menempel di atas lantai. Ide membuat meja berlaci dengan lapisan atas meja (top table) dari bahan marmer berwarna putih ini, layak ditiru. Posisinya menggantung di atas lantai dan hanya menempel di dinding. Tampilan perabot ini berkesan ringan dan efeknya terhadap ruangan terasa luas.

Homogeneous

Penutup lantai pada ruang tamu dan ruang keluarga rumah ini memakai homogeneous tile atau disebut juga granite tile. Karakter dan tampilan material ini seperti batu alam. Kekuatannya terhadap beban lebih baik dari keramik biasa. Ukurannya besar-besar. Misalnya, 60 x 60 cm dan bisa dipasang tanpa nat ataupun dengan nat yang sangat kecil, sehingga memberi efek ruang terlihat lapang. Untuk area servis dan kamar mandi, tetap menggunakan keramik biasa berukuran 30 x 30 m2 dan 33 x 33 m2.

Parket

Seluruh lantai kamar dalam hunian dilapisi bahan parket berwarna cokelat tua dengan motif kayu yang halus. Material parket lebih hangat saat dipijak dibanding lantai keramik yang dingin. Karena berbahan dasar kayu, ada yang terbuat dari kayu solid dan ada juga yang terbuat dari particle board.

Kayu kelapa imitasi

Tampilan kusen dan pintu dalam rumah ini sekilas ekspresinya seperti kayu kelapa. Bertekstur garis-garis kasar memanjang dan warnanya sangat alami. Padahal, hanya terbuat dari kayu kamper yang dikerjakan khusus. Caranya, sebelum dipelitur, kayu digaruk dengan sikat kawat. Pori-pori kayu dibiarkan terlihat terbuka lalu dilapisi dengan politur bening. Selain tampak menawan, kusen dan kayu kelapa imitasi ini juga memberi sentuhan rumah bergaya resor.

Plafon gipsum

Plafon ditutup dengan menggunakan material gipsum polos. Dibandingkan dengan eternit ataupun triplek, pemasangan gipsum lebih mudah dan fleksibel untuk dibentuk. Penopang yang dibutuhkan adalah rangka kayu atau besi hollow dengan modul 60 x 60 cm atau bisa dibesarkan hingga 1 x 1 m agar lebih hemat. Sambungan gipsum pada plafon bisa terlihat lebih mulus dan datar (flat) dibanding eternit atau triplek. Supaya terlihat modern dan stylish, bagian tepi plafon dipasangi kanal U sebagai pengganti lis dekoratif sehingga plafon terlihat terpisah dengan dinding atasnya.

Batu andesit

Fasad rumah diperkaya dengan tampilan susunan batu alam andesit berbentuk bidang persegi panjang yang ditata maju-mundur. Sementara lantainya dipasangi batu alam dengan aksen koral sikat sebagai bingkai (border).

Panel dinding

Untuk memberi kesan yang menyatu antara ruang keluarga dan ruang makan, salah satu sisi dindingnya dilapisi panel dinding dari bahan multipleks berwarna kuning kecokelatan. Masing-masing dinding dihadirkan dengan komposisi bidang panel yang berbeda. Tidak hanya berbentuk persegi empat tapi juga ada yang aksen bidang panel yang berbentuk bundar.

Aplikasi panel pada dinding menggunakan rangka dari kayu atau besi hollow yang disesuaikan dengan ketebalan dan bentuk-bentuk yang diinginkan.

Genteng beton

Bentuk atap miring selain cocok dengan iklim tropis, ruang di bawahnya bisa dimanfaatkan untuk gudang. Rangka atap dengan bentang yang pendek pada bangunan ini cukup ditunjang dengan sopi-sopi, yakni dinding penopang pada ujung-ujung atap. Jadi, hanya membutuhkan pemasangan struktur kuda-kuda pada bagian tengah atap saja. Langkah ini ternyata dapat mengurangi biaya yang signifikan. Sedangkan material penutup atapnya memakai jenis genteng beton datar.

Sabtu, 23 Mei 2009

CARA BERTAHAN DAN FLEKSIBILITAS


Cara Bertahan dan Fleksibilitas
SUMBER:WWW.SEPUTARINDONESIA.COM
OLEH: RHENALD kHASALI, ph.D
Sunday, 17 May 2009

KRISIS finansial yang saat ini melanda pasar global berpengaruh langsung pada performa dunia bisnis di Indonesia.Banyak pelaku bisnis dipaksa merevisi target awalnya setelah melihat begitu besar pengaruh krisis global ini terhadap berbagai sektor perekonomian.


Di lain pihak, krisis juga merupakan waktu yang tepat bagi perusahaan untuk mengevaluasi manajemen bisnis. Sebuah perusahaan mau tak mau harus mengukur kembali kekuatan sebenarnya serta melihat titik lemahnya. Jika sebuah perusahaan mampu melihat plus-minus kekuatan yang dimiliki, terbuka kemungkinan melewati krisis. Proses mengenali kekuatan berdampak positif pada perencanaan bisnis.Tentu saja,upaya yang dilakukan bertujuan menjaga core bisnisnya tetap bernapas.

Pakar manajemen Renald Kasali menyebutkan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan perusahaan agar bisa bertahan dan tumbuh di saat krisis.Pertama,perusahaan harus memiliki seorang pemimpin yang bagus. Sepak terjang seorang pemimpin merupakan kunci perusahaan agar bisa bertahan. Jika kebijakan yang dikeluarkan bagus, sangat mungkin mempermudah perusahaan melewati krisis. Renald menyebutkan, masih banyak perusahaan di Indonesia yang sistem regenerasi kepemimpinannya jelek, terutama di beberapa badan usaha milik negara (BUMN).

Hal ini terjadi karena terkadang dalam proses regenerasi direksi maupun komisaris, lebih banyak digunakan pendekatan politis dibandingkan profesional. Kedua,perusahaan harus mampu beradaptasi dalam berbagai keadaan, baik itu dalam keadaan krisis atau kondisi perekonomian normal.” Kemampuan beradaptasi dalam segala keadaan ini yang menentukan sebuah perusahaan apakah mampu bertahan dan tumbuh di saat krisis,”ungkap Rhenald. Ketiga, strategi inovasi dan efisiensi. Artinya dalam kondisi pasar yang tidak stabil, perusahaan harus mampu memotong berbagai anggaran yang dianggap tidak produktif.

Selain itu, diperlukannya penerapan manajemen keuangan konservatif yang didukung sumber daya manusia berpemikiran ke depan. Pengelolaan keuangan konservatif artinya perusahaan harus menyimpan jumlah dana tertentu guna mengantisipasi situasi yang tidak diperkirakan. Untuk itu, dana yang ada bukan hanya dihabiskan untuk fixed asset seperti tanah, bangunan hingga kendaraan, tetapi sebaiknya sebagian dana tersebut ditabung untuk mengantisipasi pasar. ”Utang itu memang per-lu untuk menjalankan roda bisnis,tetapi cashsendiri harus dijaga secara konservatif dan disiplin,”ungkapnya.

Sementara itu, pakar manajemen Universitas Indonesia Alberto Hanani mengungkapkan, perusahaan harus selalu memperhatikan aliran kas (cash flow) yang mereka miliki. Sebab, ketika krisis, perbankan maupun lembaga keuangan akan menjaga likuiditasnya seketat mungkin. Segunung prasyarat serta bunga tinggi menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk mencairkan kredit. Hal ini mengakibatkan likuiditas di pasar akan semakin ketat. Keadaan ini cukup bisa dimaklumi.

Pasalnya institusi keuangan adalah institusi yang juga biasanya paling terpukul dengan kondisi financial meltdown di era krisis. Maka, jalan yang paling rasional adalah dengan melakukan pengawasan secara ketat aliran dana kas yang mereka lalui.Jangan sampai dana cadangan hanya digunakan untuk proses-proses yang kurang produktif. Alberto mengingatkan perusahaan harus selalu mengevaluasi fundamental finansial perusahaan. Kas yang dimiliki perusahaan adalah segalanya mengingat kredit maupun pinjaman dipastikan akan semakin langka.

Ditambah lagi sebagian perusahaan juga kehilangan pasarnya karena masyarakat di saat krisis cenderung mengerem belanja.”Jadi perusahaan dengan kas besar akan berpeluang lebih besar,”ungkapnya. Perusahaan juga harus mampu memberi keyakinan kepada pasar bahwa usaha yang dijalankan bisa bertahan.Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kepercayaan pasar pada komoditas yang mereka tawarkan. Langkah ini bisa ditempuh dengan tetap menjaga strategi promosi meski sedang dibayangi krisis.

Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi keuntungan kompetitif perusahaan dan negosiasi dengan pihak berkepentingan seperti penyuplai dan konsumen serta pihak internal perusahaan. Langkah ini bisa dilakukan dengan menerapkan tarif baru yang lebih kompetitif hingga memperkecil skala penjualannya. ”Kita tidak boleh terlambat melakukan restrukturisasi dan membangun negosiasi ulang kontrak-kontrak,” lanjutnya.

Krisis memang menuntut perusahaan bisa sefleksibel mungkin melakukan terobosan-terobosan bisnis.Mereka dipaksa harus mampu meretas jalan baru guna menambah kepastian bisnisnya tetap berjalan di saat krisis.Namun tidak tertutup kemungkinan, dengan jalan baru tersebut,pihak perusahaan bisa menyulap dari sebuah kesulitan menjadi sebuah kesempatan. (abdul malik/islahuddin/ faizin aslam)

Gumun- Bangsa Pemalas


gumun in Kolom Budaya Emha Ainun Najib / Suara Merdeka
December 14, 2006 · 9 Comments


Kita Bukan Bangsa Pemalas

source: suara merdeka, Kamis, 16 Oktober 2003

ORANG yang gumunan sering mengatakan, satu orang Jepang kualitas dan tenaganya sama dengan 5 orang Indonesia. Sementara satu orang Korea sama dengan 3 orang Jepang. Jadi 15 orang Indonesia baru bisa menandingi satu orang Korea. Yang dibandingkan adalah stamina dan etos kerjanya, keuletan dan kerajinannya, kadar profesionalitas dan manajerialnya.

Tentu itu berangkat dari kenyataan industri dan perekonomian Korea yang semakin menguasai dunia. Padahal negaranya kecil, tak punya kekayaan alam, laki-lakinya jarang yang ganteng dan perempuannya tak ada yang mampu menandingi kecantikan artis-artis kita.

Memang sesudah sampai awal tahun 80-an Korsel kacau kepribadian kebangsaannya, sesudah ditandangi oleh pemerintahan militer yang bersikap sangat memacu kerja keras rakyatnya, yang menempelengi koruptor dan para pemalas. Akhirnya bangkitlah bangsa Korea, dan sekarang langit bumi mengaguminya.

Tetapi kalau kesimpulan itu mengandung tuduhan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemalas, sangat suka mencuri, tak mau jalan kecuali jalan pintas, main bola sambil duduk tapi ingin menang 5-0 dan kalau kemasukan gol marah-marah – itu salah besar!

Bangsa Indonesia bukan bangsa pemalas. Kita adalah bangsa yang memang tidak perlu rajin, tidak membutuhkan keuletan, tidak mau ngoyo, cukup ikut sidang-sidang kemudian bisa bikin supermarket, dll. Kita bangsa yang kaya raya sejak dari sononya, sehingga cukup mengisi kehidupan dengan joget dan tidur saja, tidak perlu repot-repot seperti bangsa-bangsa lain. Sedemikian adil makmur aman sejahteranya negara kita, sehingga kita tidak membutuhkan pemerintahan yang baik.

Demi membantah pendapat di atas, saya nekat terbang ke Korea. Mohon maaf minggu kemarin saya absen menulis karena itu. Tapi karena di negeri ginseng itu saya tidak tahu jalan, maka 12 hari baru bisa pulang kembali ke tanah air. Apalagi orang Korea sangat benci kepada Amerika Serikat, sehingga mereka sangat gengsi untuk memakai bahasa Inggris. Jadi semua informasi, petunjuk-petunjuk di jalan dan di mana saja hampir 99% memakai bahasa dan tulisan Korea.

Dulu mereka benci Jepang karena sebagaimana kita Indonesia, mereka juga dijajah Jepang, rakyatnya diperbudak, kerajaannya dibakar habis – sampai akhirnya di kemudian hari mereka mengimpor kayu dari Kalimantan untuk bikin bangunan kraton yang dimirip-miripkan dengan aslinya.

Korea merdeka dari Jepang dua hari sebelum kita, yakni 15 Agustus 1945. Sekarang di zaman modern mereka punya sasaran kebencian yang lebih besar, yaitu Amerika Serikat – meskipun tentu saja hati rakyat mereka tidak tercermin oleh sikap pemerintah mereka. Namanya juga pemerintah, tentu agak aneh kalau sepak terjangnya mirip dengan kelakuan rakyatnya.

Saya jadi enthung thilang-thileng di Encheon, Seoul, Busan, sampai ke pinggiran Suwon, Ansan dll. Mana gedung-gedungnya tinggi-tinggi amat. Belum lagi kereta bawah tanahnya silang sengkarut berlapis-lapis mengiris-iris bertingkat-tingkat ke bawah permukaan bumi. Keluar dari subway saja saya pasti bingung, apalagi setiap subway di bawah tanah itu ada lapisan-lapisan pasar yang masing-masing se-kecamatan luasnya. Huruf latin tak ada 5% jumlahnya.

Lebih celaka lagi karena kebanyakan orang Korea tidak bisa berbahasa Indonesia, sementara kemampuan bahasa saya juga sangat awam. Kalau ke Mesir, Arab, Jordan, Syria atau Israel, saya selalu mengaku kepada orang-orang di sana bahwa saya lebih mampu berbahasa Inggris dibanding bahasa Arab.

Sementara kalau saya ke London, Ann Arbor, atau ke Perth, saya selalu memamerkan bahwa memang bahasa Inggris saya sangat buruk – tapi kan bahasa Arab saya sangat OK.

Padahal orang Korea sangat jarang tidur. Jam 11 malam saya ketemu anak-anak SMP pulang sekolah. Jam 1 dinihari mahasiswa-mahasiswi pulang kuliah. Mulai jam 2 pagi Pasar Dong Daimun, Nam Daimun atau mall Doota justru sedang ramai-ramainya. Karena kita negara sejahtera maka Jakarta macet sore-sore kita sudah cemas, padahal di Seoul jam 3 pagi di sana – sini traffic jam.

Begitu banyak orang, tapi saya tak bisa omong apa-apa. Ada satu dua kata Korea saya tahu, tapi hilang maknanya karena setiap kata ditambah “see” atau “ee”. Sampai akhirnya saya ngedumel sendiri dan menyanyikan lagu Indonesia berjudul “Asek”. Bunyinya: “Asekuntum mawar meraaah, o o o….”

Alhasil saya kebingungan. Tak tahu utara selatan. Karena di luar Indonesia orang ngertinya kanan kiri depan belakang atas bawah. Barat timur sudah lenyap. Karena Tuhan sendiri berfirman bahwa la syarqiyyah wa la ghorbiyyah.. Tak timur, tak barat.

Untung saya ditolong oleh seorang direktur utama sebuah perusahaan pembuat alat-alat Security System dan software komputer, terutama Internet Multimedia Phone.

Sebagai orang udik saya terbengong-bengong di tepi jalan, sampai akhirnya dihampiri oleh beliaunya itu. Seorang Sajang, alias juragan perusahaan besar – meskipun tak sebesar Samsung, SK, LG atau Honde (Hyundai) – yang barusan pimpinannya bunuh diri terjun dari gedung tinggi gara-gara rahasia keuangan ekstra perusahaannya yang terkait dengan Korea Utara.

Tapi Pak Sajang ini kelakuannya sungguh aneh. Saya didatangi, dikasih rokok, diajak makan, bahkan dia membawa wajan sendiri untuk keperluan penggorengan makan kami. Saya dikursus bagaimana menggunakan sumpit. Kemudian beliau mengajak saya keliling melihat-lihat kantor-kantor dan pabriknya. Saya dibikin terkagum-kagum dipameri kunci atau gembok pintu yang detektor pembukanya menggunakan sidik jari. Kalau sidik jari kita belum terdaftar, nggak bisa buka pintu. Kemudian bahkan ada gembok yang berdasarkan sinar mata kita. Meskipun nama saya Ainun, artinya mata – tetap saja pintu itu tak bergeming meskipun saya pelototi habis-habisan sampai mengerahkan ilmu kebatinan Kaliwungu, Banten, Tulungagung dll.

Rabu, 20 Mei 2009

Kluster Baru Mulai Tumbuh


Kluster Baru Mulai Tumbuh
Wednesday, 20 May 2009
Sumber: koran Seputar Indonesia (SINDO)

APARTEMEN, Empat gedung menara menara apartemen berdiri megah di tepi pantai utara Jakarta. Para pengembang properti hunian optimistis permintaan terus meningkat. Permintaan hunian diyakini tidak akan melemah karena tempat tinggal menjadi kebutuhan dasar manusia.

TURUNNYA tingkat suku bunga acuan menjadi sinyal bagi pengembang untuk kembali memasarkan kluster atau hunian baru.Pengembang berkeyakinan keinginan masyarakat untuk membeli rumah akan tinggi kembali. Kendati begitu, pengembang masih berharap agar perbankan segera mengikuti langkah yang ditempuh Bank Indonesia.

Pada awal Mei lalu, PT Cowell Development Tbk meluncurkan rumah tipe baru yang eksklusif di perumahan Melati Mas Residence (dahulu bernama Villa Melati Mas) yang lokasinya di Jalan Raya Serpong,Tangerang. Rumah tipe baru itu bernama Modern Grande yang terletak di Jalan Bulevard kluster Viesta.

Jumlah unit yang dibangun sangat terbatas, yakni hanya 20 unit. Rumah berdimensi luas bangunan 350 meter persegi dan luas tanah 250 meter persegi dipasarkan dengan harga sekitar Rp1,5 miliar per unit. ”Saat ini sudah terjual 60% dan kami targetkan pada semester tiga tahun ini sudah habis terjual,” ujar Director Marketing & Business Development PT Cowell Development Tbk Novi Imelly.

Melati Mas Residence dikembangkan PT Cowell Development Tbk sejak tahun 1987. Dari total lahan 200 hektare, kini sudah terbangun 88%. Jumlah rumah yang sudah terbangun sebanyak 5.000 unit dan saat ini sudah dihuni 4.000 kepala keluarga (KK).

Melati Mas Residence dilengkapi berbagai fasilitas penunjang untuk memanjakan penghuninya seperti Klub Melati Mas yang berisi sarana olahraga kolam renang ukuran olympic, tenis dan fitnes, kawasan komersial Giant Hypermarket, sekolah, dan Melati Mas Square (kompleks komersial).

Di tengah kondisi krisis keuangan global,PT Cowell Development Tbk optimistis dapat menaikkan nilai penjualan pada tahun 2009 ini. ”Permintaan rumah saat ini masih bagus karena rumah adalah kebutuhan dasar manusia sehingga masyarakat dalam kondisi apa pun akan membeli rumah. Selain itu, investasi dengan membeli rumah lebih aman dibandingkan instrumen investasi lain seperti saham atau dana reksa,” ujar Novi.

Untuk meraih target tersebut dan menghadapi krisis keuangan global, PT Cowell Development Tbk melakukan berbagai strategi. Antara lain, membuat varian produk yang lebih banyak dan menyediakan produk yang lebih terjangkau.

Selain itu juga memberi keringanan dan kemudahan cara pembayaran seperti down payment (DP) dapat dicicil 12 kali, pembayaran dapat dicicil 24 kali, dan memberikan subsidi bunga KPR sebesar 5% dari bunga yang berlaku pada bank pemberi KPR.

”Karena 70% penjualan kami memakai KPR, penurunan suku bunga KPR saat ini sangat memengaruhi penjualan menjadi lebih baik,”kata Novi. Pada minggu kedua bulan ini, PT Sentul City Tbk juga meluncurkan kluster baru yang eksklusif di perumahan Sentul City, Bogor. Kluster baru itu bernama Pine Forest yang dibangun di atas lahan seluas 20 hektare.

Pada tahap pertama, akan dibangun 150 unit rumah dan 36 unit ruko. Dipasarkannya kluster yang menelan investasi sebesar Rp50 miliar ini antara lain untuk memenuhi kebutuhan hunian yang modern dan ramah lingkungan.

Menurut Business Development Directur PT Sentul City Tbk, Andrian Budi Utama, pihaknya juga tengah mengaplikasi kan konsep green property sesuai dengan salah satu konsep pengembangan Sentul City-The City of Innovation, yaitu Eco City. Di mana aspek eksplorasi green property diterapkan pada kawasan dan pada bangunan dengan penerapan green wall.

Untuk bangunan rumah, kluster Pine Forest yang berdesain modern tropis itu,memperhatikan pemanfaatan ruang di bawah atap sebagai zine pengembangan mezzanine. Dengan demikian, pemanfaatan ruang menjadi lebih maksimal. Sementara untuk ruko diterapkan pada aspek hijau di muka ruko sebagai bagian dari keunikan desainnya.

Target pasar kluster Pine Forest adalah pasangan muda dan pengusaha. Selain menerapkan konsep green property, kelebihan yang dimiliki kluster Pine Forest adalah berada di dalam perumahan Sentul City yang sarat fasilitas dan lokasinya sangat strategis dengan beberapa alternatif pencapaian.

Ada dua tipe rumah yang ditawarkan di kluster Pine Forest yakni tipe Pinus Patula berdimensi luas bangunan (LB) 75 meter persegi dan luas tanah (LT) 135 meter persegi dan tipe Pinus Ponderosa berdimensi LB 53 meter persegi dan LT 90/120 meter persegi. Harga jual mulai Rp270 jutaan.Sementara ruko berdimensi LB 100 meter persegi dan LT 67, meter persegi dijual dengan harga Rp400 jutaan.

Penjualan didukung perusahaan asuransi Allianz yang memungkinkan pengembalian uang tunai membeli rumah sebesar 100% dalam waktu 10 sampai 13 tahun ke depan. Polanya seperti unit link, akan tetapi yang dipakai rumah, yang dipungut 15% dari harga rumah. Kalau tidak ingin ikut asuransi, tinggal dipotong 15 persen dari harga rumah.

Pemasaran kluster baru ini juga didukung dengan program cash back, yakni membeli rumah uang kembali. Melalui program cash back ini, pembeli yang membeli produk properti di kluster Pine Forest mendapatkan polis asuransi dari perusahaan asuransi terkemuka yang telah bekerja sama dengan PT Sentul City.

Rencananya, kluster Pine Forest mulai dibangun pada Juni dan serah terima paling lambat 18 bulan ke depan. Sukses dengan empat proyek apartemen sebelumnya,Kemang Village milik pengembang Lippo Karawaci kembali meluncurkan hunian bertingkat (apartemen) the Infinity.

Menurut Direktur Kemang Village Jessica Quantero, The Infinity dilepas dengan harga mulai Rp1,36 miliar per unit. Jika dihitung per meter persegi, harganya Rp 13 juta- Rp 19 juta per meter persegi, dengan luas unit 105 meter persegi hingga 305 meter persegi. The Infinity merupakan menara apartemen kelima dalam megaproyek terkini Lippo Karawaci di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yang diberi nama Kemang Village.

Total nilai investasi megaproyek dengan tujuh menara ini mencapai Rp12 triliun. Pihaknya menargetkan pembangunan menara kelima dimulai pada tahun ini dan selesai pada 2011. The Infinity merupakan apartemen mewah yang memiliki banyak keunikan. Di antaranya terletak pada konsep bangunan yang memanfaatkan banyak jendela kaca agar pencahayaan alami makin kentara.

Sementara, jendelajendela itu akan dibuat menghadap dua sisi. Di lokasi tersebut, nantinya akan ada 20 kolam renang dan 50 resor air. ”Setiap lantai terdiri atas empat unit saja,” ucap Jessica. (hermansah)

Sabtu, 09 Mei 2009

EVOLUSI - dan BUKTI SCIENCE

Menyebarluaskan liputan berjudul “Tutup pameran-pameran ini!” atau “Larang buku ini!” dan menggunakannya untuk ditanamkan ke dalam pikiran masyarakat umum, padahal bumi yang mereka injak dipenuhi fosil yang membuktikan fakta Penciptaan, menunjukkan kesulitan mengenaskan yang kini dialami sendiri oleh kaum Darwinis.....

----------

Harun Yahya

Pameran fosil yang berlanjut dengan kecepatan penuh di seluruh wilayah Turki tampak menyebabkan kegelisahan mendalam dan kepanikan di kalangan lingkaran media tertentu. Tidak mampu menyodorkan bukti apa pun yang membantahnya dan dilanda kepanikan karena dihadapkan perkembangan ini, kalangan tersebut mengambil langkah pelarangan dan penghalangan. Namun, menerbitkan laporan yang ditujukan dalam rangka penghentian pameran fosil dan pelarangan buku Atlas Penciptaan tidak dapat menghentikan runtuhnya Darwinisme.

Yang seharusnya dilakukan media Darwinis adalah menampilkan fosil-fosil bentuk peralihan yang menunjukkan bukti evolusi, daripada mencoba menutupi temuan-temuan ilmiah tersebut. Namun tak satu fosil bentuk peralihan pun telah ditemukan hingga kini, dan tidaklah mungkin fosil itu akan ditemukan di masa mendatang. Sungguh, semua tantangan kami kepada para evolusionis agar mereka memamerkan bentuk-bentuk peralihan mana pun yang mungkin mereka miliki tidak pernah dipenuhi, dan kaum Darwinis menjadi bungkam di hadapan temuan-temuan fosil yang membuktikan fakta Penciptaan.

Mereka yang berusaha menghentikan pameran fosil tidak sadar bahwa terdapat jutaan fosil di bawah bangunan-bangunan tempat fosil-fosil ini dipamerkan dan di bawah jalan-jalan yang mereka lalui untuk meliput masalah ini, dan bahwa masing-masing dari fosil ini mengarahkan kepada Penciptaan. Di daerah mana pun di Anatolia dilakukan penggalian, atau di kota mana pun di Marmara, atau di distrik mana pun di Istanbul, tidak peduli jalan mana yang digali, jutaan fosil yang keberadaannya membuat orang-orang ini sedemikian ketakuan akan ditemukan. Hanya beberapa contoh, seperti fosil ikan berumur 15 juta tahun ditemukan selama penggalian sebuah sumur di Feke, Adana; fosil gajah, kambing dan kuda nil berumur 10-8 juta tahun, ditemukan di Nevshir; fosil ikan gurami berumur 15 juta tahun ditemukan di penambangan batu di Silifke, Mersin; atau fosil gajah, rusa, badak, jerapah, kambing dan beruang ditemukan di Kokluce, Sivas merupakan bukti berlimpahnya jumlah fosil yang membuktikan Penciptaan yang ada di perut bumi.

Menyebarluaskan liputan berjudul “Tutup pameran-pameran ini!” atau “Larang buku ini!” dan menggunakannya untuk ditanamkan ke dalam pikiran masyarakat umum, padahal bumi yang mereka injak dipenuhi fosil yang membuktikan fakta Penciptaan, menunjukkan kesulitan mengenaskan yang kini dialami sendiri oleh kaum Darwinis.

Hanya fosil-fosil yang benar-benar telah membatu yang ditampilkan pada pameran ini, dan di bawahnya ditulis kata-kata “fosil ini tetap tidak berubah selama ratusan juta tahun.” Fosil-fosil tersebut sama persis dengan spesimen masa kini, dan masyarakat umum dapat memahami hal ini dengan mudah tanpa perlu penjelasan lebih dalam. Jutaan fosil, seperti laba-laba berumur 125 juta tahun, buaya berumur 100 juta tahun, udang berumur 95 juta tahun, semut berumur 45 juta tahun, pakis berumur 300 juta tahun, daun tumbuhan Willow berumur 50 juta tahun atau tengkorak hyena berumur 80 juta tahun memberitahu kita “kami tidak pernah berevolusi, kami diciptakan.” Fosil-fosil ini menunjukkan bahwa teori evolusi adalah sebuah mitos, tanpa perlu penjabaran tambahan apa pun. Siapa pun yang berpikir lurus dengan daya pemahaman dapat dengan mudah memahami ini. Sekali mereka melihat bukti-bukti yang terlampau jelas dan nyata ini, masyarakat tidak akan tersesatkan lagi oleh penipuan Darwinisme.

Bertahun-tahun, Darwinisme benar-benar telah memiliki pengaruh hipnotis pada masyarakat dan menanamkan ke dalam pikiran mereka sebuah kebohongan besar. Namun sekarang tiada guna lagi bagi media evolusionis melanjutkan kebohongan ini dengan cara yang begitu menyedihkan. Sebagaimana ratusan ribu orang yang telah melihat dan menerima fakta-fakta yang sebenarnya, mereka juga wajib mengakui bahwa mereka telah “dibohongi” dan sadar bahwa tidaklah pernah terlambat untuk memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan.

Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Darwinisme di Turki terus berkurang setiap harinya. Pada awal 1980-an, jumlah orang yang tidak percaya pada evolusi sekitar 30 – 40%, namun sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada 2006 menunjukkan bahwa 75% rakyat Turki tidak lagi percaya pada teori evolusi. Menurut jajak pendapat terakhir oleh Yayasan Pengkajian Ekonomi dan Sosial Turki (TESEV), 87,4% rakyat Turki percaya bahwa “Tuhan menciptakan manusia.”

Perkembangan serupa terjadi di Prancis, di mana orang-orang dikejutkan dengan fakta-fakta ilmiah yang mereka saksikan pada Atlas Penciptaan. Jika jajak pendapat dilakukan tahun depan, maka akan tampak perbedaan besar antara jumlah orang di Prancis yang mempercayai teori evolusi tahun lalu dan tahun depan. Jika ditanyai tahun depan, sejumlah besar masyarakat Prancis akan mengatakan bahwa mereka tidak percaya pada Darwinisme. Dan tidak hanya di Prancis; orang-orang di Italia, Inggris, Jerman, Swis, Denmark dan Belgia, singkatnya, orang-orang di seluruh dunia, akan menyaksikan fakta-fakta tersebut dan dengan segera terbebaskan dari sihir Darwinisme. Matahari yang akan menerangi seluruh dunia telah lahir.

Formula Darwinisme yang Tidak Rasional, Tidak Logis dan Tidak Ilmiah

Pada kenyataannya, pernyataan mendasar Darwinisme sepenuhnya tidaklah ilmiah, dan ketiadaan nalarnya sedemikian jelas sehingga anak usia sekolah dasar pun dapat melihatnya. Menurut Darwinisme, dengan cara yang tidak dapat dijelaskan, sel pertama diduga terbentuk di lingkungan zaman purba bumi, dalam sebuah genangan air berlumpur. Dan dari sel tunggal itu, serangkaian kejadian kebetulan tanpa akhir benar-benar memunculkan hewan, tumbuhan, manusia dan peradaban. Dengan kata lain, seluruh umat manusia, dan juga seluruh kerajaan tumbuhan dan hewan, diyakini sebagai hasil karya lumpur berkadar tepat, waktu yang lama dan berlimpah kejadian kebetulan.

Menurut kaum Darwinis, yang menderita kekurangan nalar yang jelas, bahan-bahan tadi, yang masing-masingnya tidak berkesadaran, memunculkan manusia yang memiliki akal dan kesadaran, yang berpikir, mencintai, merasa kasihan, memiliki penilaian bijaksana, menghasilkan lukisan dan patung, menggubah simponi, menulis buku cerita, membangun pencakar langit, membangun reaktor nuklir, menemukan penyebab penyakit dan meramu obat untuk mengobatinya, atau berpolitik. Mereka menyatakan bahwa ketika waktu yang cukup telah terlewati, singa, harimau, kelinci, rusa, gajah, kucing, anjing, ngengat, lalat, buaya dan burung semuanya berevolusi secara kebetulan dari air berlumpur. Semua jenis buah-buahan dan sayur-mayur, dengan rasa dan aromanya yang khas – jeruk, strawberi, pisang, apel, anggur, tomat, lada – bunga dengan bentuk yang tiada bandingannya dan tetumbuhan lain kesemuanya muncul dari lumpur yang sama.

Singkatnya, sejak zaman Darwin, tak terhitung tulisan, karya tulis ilmiah, film, laporan surat kabar, artikel majalah dan acara televisi telah mengulang-ulang cerita evolusionis bahwa semua bentuk kehidupan muncul secara kebetulan dari lumpur. Dengan kata lain, jika Anda bertanya pada seorang Darwinis “Bagaimana peradaban kita muncul?” atau, “Bagaimana begitu banyak bentuk kehidupan muncul menjadi ada?” atau, “Bagaimana manusia menjadi ada?” Inti jawaban yang akan Anda terima adalah ini: Kejadian-kejadian kebetulan memunculkan semua hal tersebut dari lumpur, seiring berjalannya waktu.

Tak diragukan, seseorang mestilah tidak berakal atau tidak memiliki sarana pemahaman apa pun untuk mempercayai dongeng semacam itu. Namun anehnya, teori yang sangat tidak masuk akal dan bertentangan dengan nalar itu memiliki pengikut selama bertahun-tahun dan masih terus disebarluaskan dengan bungkus ilmiah.

Darwin Sendiri Menyatakan bahwa Tidak Ada Fosil Bentuk Peralihan

1. Dalam bab “Kesulitan Pada Teori” dari bukunya, Darwin menulis:

“… Mengapa, jika spesies-spesies telah diturunkan dari spesies lain melalui perubahan halus bertahap, tidak kita saksikan di mana pun bentuk-bentuk peralihan yang tak terhitung? Mengapa seluruh makhluk hidup tidaklah membingungkan tapi malah berwujud spesies, seperti yang kita lihat, yang terpisahkan dengan baik? … Tetapi, karena menurut teori ini bentuk peralihan yang tak terhitung haruslah pernah ada, mengapa kita tidak menemukannya terpendam dalam jumlah tak terhitung dalam kerak bumi? …Lalu kenapa tidak setiap bentukan geologis dan setiap lapisan dipenuhi rantai-rantai peralihan semacam itu? Geologi sudah pasti tidak menyingkap rantai kehidupan apa pun yang berubah secara halus bertahap semacam itu; dan ini, mungkin, adalah keberatan paling jelas dan berat yang dapat dikemukakan untuk melawan teori saya.” (Charles Darwin, The Origin of Species, hal. 172)

2. Walaupun seorang evolusionis, profesor Steven M. Stanley dari Universitas John Hopkins, mengakui fakta tentang catatan fosil, dengan mengatakan:

“Catatan fosil yang diketahui tidaklah, dan tidak pernah, sesuai dengan teori perubahan bertahap… sebagaimana ditulis baru-baru ini oleh sejarawan biologi William Coleman, ‘Sebagian besar pakar fosil merasa bukti-bukti mereka semata-mata bertentangan dengan penekanan Darwin pada perubahan-perubahan teramat kecil, lambat dan terkumpul yang mengarah pada perubahan spesies.’ …kisah mereka telah disembunyikan.” (S. M. Stanley, The New Evolutionary Timetable: Fossils, Genes, and the Origin of Species, Basic Books Inc. Publishers, N.Y., 1981, hal. 71)

3. Pakar fosil Niles Edredge dan antropolog Ian Tattersall, dari Museum Sejarah Alam Amerika, menyatakan bahwa catatan fosil sudah cukup memberikan pemahaman tentang sejarah kehidupan dan bahwa hal itu sama sekali tidak mendukung teori evolusi:

“Bahwa masing-masing jenis fosil diakui tetaplah sama di sepanjang masa keberadaan mereka dalam catatan fosil telah diketahui para ahli fosil jauh sebelum Darwin menerbitkan bukunya. Darwin sendiri, …meramalkan bahwa ilmuwan-fosil generasi mendatang akan mengisi celah ini dengan pencarian yang tekun… Penelitian tentang fosil seratus dua puluh tahun kemudian, telah terlampau jelas bahwa catatan fosil tidak akan membenarkan ramalan Darwin tentang masalah ini. Permasalahan ini bukan pula karena catatan yang sangat tidak lengkap. Catatan fosil sekedar menunjukkan bahwa ramalan ini salah.” (N. Eldredge and I. Tattersall, The Myths of Human Evolution, Columbia University Press, 1982, hal. 45-46)

4. Profesor paleontologi dari Universitas Glasgow, T. Neville George mengakui hal ini bertahun-tahun silam:

“Tidak perlu lagi meminta maaf atas miskinnya catatan fosil. Dalam beberapa hal [catatan fosil] sudah berlimpah hingga hampir susah disusun, dan penemuan melampaui penyusunan… Walaupun begitu, catatan fosil sebagian besarnya masih tersusun atas celah-celah. “(T. N. George, “Fossils in Evolutionary Perspective,” Science Progress, Vol. 48, Januari 1960, hal. 1)

5. Kapan pun catatan fosil disebutkan, sebagian besar orang membuat kesan bahwa terdapat kaitan positif antara catatan fosil dan teori Darwin. Kesalahan ini dibahas dalam sebuah tulisan dalam jurnal Science:

“Sejumlah besar ilmuwan yang terlatih-baik di luar bidang biologi evolusi dan paleontologi sayangnya telah berpikiran bahwa catatan fosil lebih bersifat Darwinis dari pada yang sebenarnya… Di tahun-tahun setelah Darwin, para pembelanya berharap menemukan perkembangan yang dapat diperkirakan. Secara umum, ini masih belum ditemukan namun harapan tersebut telah tetap bertahan, dan sejumlah khayalan murni telah merasuki buku-buku pelajaran.” (Science, 17Juli 1981, hal. 289)

6. Sebagaimana diamati oleh Edmund J. Ambrose, profesor emeritus biologi sel pada Universitas London:

“Pada tahap sekrang dari penelitian geologis, kita harus mengakui bahwa tidak ada sesuatu pun dalam catatan geologis yang bertentangan dengan pandangan para penganut penciptaan konservatif, bahwa Tuhan telah menciptakan tiap-tiap spesies secara terpisah…” (Edmund J. Ambrose, The Nature and Origin of the Biological World, John Wiley & Sons, 1982, hal. 164)


Komentar untuk artikel: Atlas Penciptaan dan Pameran Fosil Menyebabkan Kepanikan di Dunia

yanto_email, 29 Jan 2009

Orang yang sudah berfikiran modern mustinya mempunyai prinsip kebebasan berfikir.Bukannya memaksakan kehendak supaya orang berfikir dengan jalan berfikir yang sama dan serupa.Sebaab memaksakan homogenitas berfikir berarti sudah tidak berfikir ilmiah lagi.Bukankah sesuatu disebut ilmiah itu tidak memiliki tendensi lain kecuali konsep ilmiah itu sendiri.Orang boleh berfikir bebas,tetapi kebebasan berfikirnya itu tidak boleh membelenggu kebebasan berfikir orang lain.Kalau tidak ingin disebut si\"tuan\"picik,seperti katak mati dalam tempurung, hiodupnya saja dia tidak tahu cakrawala yang luas apalagi mati cape deh.


gelombangalfa, 03 Apr 2009

Setelah mencermati buku \'ATLAS PENCIPTAAN\' terbuka pikiran sy bahwa berbagai fosil yang telah ditemukan memang tidak menunjukkan adanya perubahan (evolusi).
Buku ini wajib dijadikan acuan bagi pendidikan di Indonesia, agar peserta didik tidak teracuni oleh adanya teori evolusi.

Jumat, 08 Mei 2009

KRISIS PEMAKAI KPR

MEMILIKI hunian nyaman tentu jadi idaman semua orang. Lebih lagi bagi keluarga muda yang ingin mandiri. Tapi, rasa bimbang kadang menghadang. Selain duit yang mepet, lokasi rumah baru di kompleks perumahan yang jauh dan masih sepi sering menjadi biang keraguan.

Itu sebabnya sebagian orang lebih suka membeli rumah seken. Maklum, pembeli bisa lebih leluasa memilih lingkungan yang dikehendakinya. Kita bisa memilih lokasi yang sudah matang, misalnya sudah ada tetangga, dekat pasar atau pusat perdagangan, serta lengkap segala macam infrastruktur.

Bandingkan dengan membeli rumah baru di kompleks baru. Kita tak tahu persis lingkungannya kelak akan menjadi seperti apa. Kalau pun nantinya lingkungan berkembang tak seperti harapan, kita tak bisa berkutik kecuali menjualnya.

Selain leluasa memilih lingkungan, ada kalanya pembeli rumah seken beruntung mendapatkan rumah dengan kualitas bagus, ukuran lebih luas, tetapi dengan harga relatif lebih miring ketimbang memesan rumah anyar di kompleks perumahan baru.

Menurut Darmadi Darmawangsa, Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), harga rumah seken lebih murah 5%-10% ketimbang rumah baru. Sudah begitu, umumnya di kawasan sekitarnya sudah terbentuk harga wajar rumah dan tanah yang bisa kita jadikan acuan tawar menawar.

Tak selamanya kondisi rumah bekas lebih mengenaskan ketimbang rumah anyar. Kebanyakan penjual sudah memperbaiki rumahnya agar calon pembeli tak lari ketakutan membayangkan biaya renovasi.

Walau menggiurkan, tak mudah bagi kita untuk mendapatkan rumah seken yang setimpal dengan harganya. Ada patokan baku yang harus diperhatikan agar tak menyesal di belakang hari. Misalnya, jangan tergiur melihat penampilan luar rumah. Kita juga harus melihat kondisi dalam rumah. Dengan begitu, kita bisa menakar biaya perbaikan pascapembelian.

Kabar baiknya, krisis ekonomi saat ini memancing penambahan penawaran rumah seken. Alhasil, banyak pilihan rumah seken yang bisa kita comot. “Ketimbang properti jenis lain, pasar rumah bekas tetap ramai,” ujar Darmadi.

Ia yakin pasar properti rumah seken bisa lebih bertahan ketimbang rumah baru. Terutama di wilayah Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Buktinya, selama Januari - Februari lalu, jumlah permintaan rumah bekas lebih baik dibanding periode November - Desember 2008.

Pasar rumah seken lebih hidup karena terjadi life cycle penghuninya. Hampir selalu sebuah keluarga membutuhkan rumah dengan ukuran yang lebih luas lagi, seiring bertambahnya usia dan jumlah anggota keluarga. Namun, setelah pensiun, rumah yang ditinggali terasa terlalu besar, akhirnya dijual. Begitu seterusnya.

Dari sisi harga, pilihan rumah seken juga melimpah. Menurut Evi Susanti, Manajer Pemasar-an Procon, harga pasaran rumah seken bervariasi dari Rp 100 juta sampai Rp 5 miliar.

Namun, Evi mengingatkan harga pasar rumah seken juga bergantung pada lokasi. Semakin ke tengah kota, harga makin melangit. Makin jauh dari pusat kota, harganya semakin melandai. Agar tak silap, dia menyarankan calon pembeli mempelajari karakteristik wilayah masing-masing.
Khusus bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, berikut ini karakter beberapa wilayah yang bisa menjadi bekal berburu rumah seken.

Pondok Indah, Jakarta Selatan

Wilayah ini merupakan salah satu kawasan favorit bagi pencari rumah seken, baik yang bertujuan sebagai investasi maupun sebagai hunian. Nilai rumah bekas di wilayah ini terus meningkat karena banyak pekerja asing yang menyewa. Tak usah heran, banyak pembeli memburu rumah bekas untuk disewakan.

Dari reportase KONTAN, harga pasaran rumah seken di kawasan Selatan Jakarta terbilang masih tinggi. Untuk kawasan Pondok Indah, misalnya, harga termurah rumah ukuran 200 m² adalah Rp 2 miliar. Lalu harga rumah dengan luas tanah 3.000 m² bisa mencapai Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar.

Menurut William Sutedja, Principal Manager Era Platinum daerah Jakarta Selatan dan Depok, penjualan rumah seken di daerah Jakarta Selatan tak terimbas krisis lantaran para pembeli berasal dari kalangan menengah ke atas. “Saat pasar keuangan hancur, membeli rumah menjadi salah satu pilihan,” ujar William.

Tomang, Jakarta Barat

Tak beda jauh dengan Selatan Jakarta, permintaan rumah seken di kawasan Tomang Jakarta Barat juga cenderung meningkat. Namun lonjakan permintaan tak terlalu tinggi. “Masih di bawah 5%,” ujar Yunior Liu, Principal Manager Ray White Jakarta Barat (Tomang).

Peningkatan ini lebih banyak terjadi pada rumah seken untuk kalangan menengah ke atas. Sementara penjualan rumah bekas yang menyasar pembeli menengah ke bawah dengan nilai penjualan kurang Rp 1 miliar menurun 10%. “Pasar menengah bawah kena imbas lantaran mereka membayar dengan cara KPR, sementara yang menengah ke atas membayar secara kontan,” kata Liu.

Pasokan rumah seken di sekitar Tomang bervariasi mulai luas 90 m², 200 m², hingga 600 m². Adapun harga tanah di kawasan itu berkisar di atas Rp 4 juta per m² serta harga bangunan antara Rp 2,5 juta hingga ?Rp 4 juta per m².

Kelapa Gading, Jakarta Utara

Pasar rumah seken di kawasan Jakarta Utara juga bergairah. Salah satu lokasi yang mengalami lonjakan paling tinggi ada di sekitar Kelapa Gading.
Penjualan rumah seken di kawasan itu meningkat tinggi, hingga kisaran 30%. “Dengan kisaran harga pilihan konsumen antara Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar,” ujar David Tjandra, Principal Manager Ray White Jakarta Utara.

Minat orang untuk berburu rumah seken di Kelapa Gading masih tinggi karena pasarnya sangat likuid. Pemilik rumah mudah menemukan pembeli jika ingin menjualnya kembali.

Harga di Kelapa Gading juga tak kalah bervariasi. Kisaran harga tanah di atas Rp 10 juta per m². Adapun harga bangunan di atas Rp 3 juta per m².

Bintaro, Jakarta Selatan

Tahun lalu pasar rumah seken di Bintaro Jakarta Selatan sempat lesu. Tapi, selama tiga bulan terakhir, permintaan kembali melonjak drastis. “Bisa naik sampai 80%,” ujar Chichi Pramudita, Associate Manager Era Radiant untuk daerah Tangerang dan Bintaro.

Chichi bahkan bilang, sejak awal tahun penjualan sudah normal. Buktinya, dia bisa melego 10 rumah hanya dalam dua bulan. Padahal pada akhir 2008 dia hanya mampu menjual 2 - 3 rumah setiap bulan. Makanya, dia optimistis target penjualan senilai Rp 6 miliar per bulan bisa dia penuhi.

Di Bintaro, kawasan favorit pencari rumah seken ada di Sektor 9. Daerah itu memang khusus menjadi wilayah permukiman. Di sana, Anda bisa menemukan berbagai tipe rumah, dari ukuran terkecil dengan luas tanah 96 m² hingga 600 m². Harga yang tersedia di sana pun bervariasi, dari Rp 250 juta hingga miliaran rupiah.

Kelebihan sektor ini adalah akses yang singkat ke jalan tol, daerah perkantoran, pusat perbelanjaan, dan sekolah. Tak usah heran bila daerah ini cocok dijadikan sebagai ajang investasi lantaran harga rumah seken terus melambung.
Selamat berburu.

Minggu, 26 April 2009


BAGAIMANA MENGHINDARI KRISIS KEUANGAN INTERNASIONAL

oleh Leland B. Yeager

Diringkaskan dari:
"How to Avoid International Financial Crises"
CATO Journal, Winter 1998

Polarisasi kebijakan nilai tukar mata uang.

Pada satu sisi ialah unifikasi moneter, dan pada sisi yang lain ialah nilai tukar mengambang murni. Kedua sisi polarisasi maupun semua kebijakan diantara kedua polarisasi itu mengandung keuntungan dan kerugian masing-masing. Namun adanya suatu kerugian dalam suatu sistim bukanlah berarti sistim itu sama sekali tidak berguna. Pelajaran dasar ilmu ekonomi adalah memilih mana yang memberikan lebih banyak keuntungan dibandingkan beban yang harus dibayar untuk kerugian atau keburukan dari pilihan itu.

Diantara kedua polarisasi kebijakan nilai tukar itu ada kebijakan-kebijakan yang merupakan kompromi, yang masing-masing bisa mempunyai suatu keunggulan pada suatu saat, tapi dengan sistim yang sama situasi dapat berubah menjadi sangat memburuk pada saat yang lain.

Diantara negara-negara yang ada unifikasi mata uang, tidak pernah ada masalah mengenai lalu lintas modal spekulatif dari negara yang satu kenegara yang lain.
Floating murni, adalah kebijakan yang tidak pernah menimbulkan krisis bagi otoritas yang berkepentingan karena nilai tukar bebas untuk bergerak sesukanya. Krisis yang dimaksud disini bukan berarti tidak ada, tetapi yang mengalami krisis adalah sektor ekonomi yang lain.

Fixed rate atau "Bretton Woods System" bermaksud untuk mendapatkan yang terbaik dari kedua sifat polarisasi, tetapi dalam banyak hal justru mendapatkan bagian yang terburuk dari keduanya. Sistim ini sangat terancam oleh spekulasi satu arah. Jika ada indikasi nilai tukar fixed sedang tergoncang untuk berubah maka dipastikan spekulator akan menyerang, dengan perhitungan bila benar terjadi perubahan ia akan untung besar sedangkan bila ternyata tidak terjadi perubahan kurs maka ia tidak rugi seberapa. Itulah sebabnya spekulasi besar-besaran seringkali dialami dan dilain pihak intervensi besar-besaran pun diupayakan untuk mempertahankan nilai kurs tetap tidak berubah.

Belakangan ini sebagai alternatif terhadap sistim kurs tetap berpola Bretton Woods, direkomendasikan pilihan yang bernama Currency Boards atau dewan mata uang. Sistim kerja dewan mata uang beroperasi mendekati pola unifikasi moneter dengan menetapkan nilai tukar mata uang domestik secara pasti pada tingkat tertentu terhadap satu atau sejumlah matauang luarnegeri. Tingkat nilai tukar dipertahankan dengan memiliki cadangan valuta asing sekurang-kurangnya 100% dari uang domestik (dalam arti sempit). Dewan mata uang tidak dapat kekurangan cadangan untuk mempertahankan tingkat nilai tukar itu.

Dengan cukup memiliki cadangan 100% tidak dari seluruh uang yang beredar, melainkan hanya sejumlah uang kertas dan koin yang diterbitkan oleh dewan itu sendiri, dewan menjamin penukaran kedalam valuta asing sesuai nilai tukar yang ditentukan. Berbeda dengan pegging pola Bretton Woods, pola ini pasti mampu bertahan, sepanjang dewan tetap bebas dari kewajiban campur tangan terhadap lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini bank-bank komersial masing-masing harus bekerja dengan prudent dan selalu harus bisa mendukung deposito dan uang giral yang dipegangnya untuk ditukarkan kedalam uang dasar (base money).

Apa yang terjadi bila, ternyata, bank-bank tidak bekerja dengan baik atau karena sesuatu hal mengalami musibah sehingga kena rush ? Jika dewan mata uang harus menolong dengan memberikan bantuan likuiditas, maka disitulah bisa terjadi dewan kekurangan cadangan terhadap kewajibannya sendiri. Matauang domestik akan menjadi sasaran serangan spekulasi terhadap kemungkinan devaluasi. Peristiwa serupa ini terjadi di Argentina 1995 dan di Hongkong 1997.

Satu pola kebijakan nilai tukar lainnya yaitu Managed floating dimana intervensi pihak yang berwenang tidak dimaksudkan untuk bertahan terhadap perubahan yang fundamental, tetapi hanya untuk menghilangkan fluktuasi akibat perbedaan supply dan demand jangka pendek atau goncangan spekulatif sesaat. Pola solusi yang memerlukan intervensi selalu dihantui oleh kekuasaan 'big-player', seperti dijelaskan dibawah ini. Kata-kata pengantar bahwa nilai tukar dibiarkan mengambang selama masih dalam band tertentu, pada akhirnya tidak lebih dari kata-kata pemanis saja.

Pola-pola kebijakan yang mengandung unsur kompromi, selalu memperlihatkan adanya masalah intervensi, yang kemudian ternyata satu intervensi memerlukan adanya intervensi lain terus-menerus. Begitu juga sebaliknya, jika intervensi dihilangkan, pembebasan secara partial akan berakibat timbulnya konsekwensi yang mempertanyakan apakah pengendalian yang masih berlangsung harus dihentikan atau pembebasannya dibatalkan.

Perpindahan modal:

Ada macam-macam sifat dan pengaruh perpindahan modal dalam berbagai pola kebijakan nilai tukar. Pelarian modal spekulatif bisa berasal dari masuknya modal yang semula bukan bersifat spekulatif.

Dalam kebijakan nilai tukar tetap, termasuk sistim dewan mata uang, surplus neraca pembayaran yang diakibatkan pemasukan modal asing cenderung mengekspansi jumlah uang beredar domestik dan menimbulkan inflasi.
Pergerakan modal dinegara-negara dengan unifikasi moneter tidak menambahkan jumlah uang beredar dinegara tujuan.

Dinegara dengan nilai tukar mengambang, perpindahan modal cenderung terhambat oleh ketidak pastian nilai tukar, dan perubahan nilai tukar itu sendiri akan menurunkan hasrat penanaman modal. Nilai tukar yang fluktuatif terhadap aliran modal berpengaruh kepada semua transaksi dan bukan hanya terhadap perpindahan modal itu saja. Dan nilai tukar yang mengambang itu merugikan sektor-sektor ekonomi tertentu pada setiap kali terjadi perubahan.

Sekali lagi tidak ada sistim yang memiliki banyak kebaikan dan tidak ada keburukannya. Kebijakan nilai tukar tetap menghilangkan fluktuasi nilai tukar dengan jalan membebaskan naik atau turunnya jumlah uang beredar domestik, dan juga dengan berakibat timbulnya ketidak pastian pegging kurs akan bertahan sampai kapan.
Unifikasi moneter mengorbankan sifat quasi-fleksibilitas dalam harga-harga dan upah regional, serta juga menghilangkan kegunaan kebijakan moneter yang bisa disetel mengikuti kondisi lokal.

Pemain kelas berat (Big Players):

Pemain kelas berat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang bisa memainkan pengaruh terhadap pasar sementara ia sendiri kebal terhadap perubahan laba atau rugi. Dalam konteks ini mereka adalah pemerintah, bank sentral, dan organisasi internasional. Para pemain kelas berat ini yang menentukan tingkat nilai tukar dan kebijakan intervensi. Begitu pula perubahan kebijakan ekonomi yang banyak berpengaruh kepada berbagai pihak. Mereka menjadi titik pandang para rent-seeker.

IMF adalah juga 'Big player' dalam memutuskan apakah akan mendukung mata uang yang sedang diserang atau menyediakan dana pinjaman. Kebijakan IMF diingini atau tidak, menjadi panutan bagi penilaian terhadap suatu negara, dan kredit yang ia berikan menjadi "penglaris" yang akan diikuti pemberi pinjaman lainnya.

Krisis Keuangan dan Teori Moneter

Teori moneter atau 'ketidakseimbangan moneter' singkatnya menjelaskan bahwa peristiwa booming perekonomian yang menimbulkan inflasi atau kelesuan bisnis yang menjadikan resesi, adalah akibat dari keadaan jumlah uang beredar didalam suatu negara, yaitu masing-masing dalam keadaan berlebihan atau kekurangan, dibandingkan jumlah uang yang diinginkan masyarakat pada tingkat harga-harga dan upah yang berlaku. Teori moneter menggambarkan masalah kompleks yang tidak dapat dihindarkan dan ancaman perlunya dilakukan penyesuaian terhadap satuan nilai sebagai akibat ketidakseimbangan supply dan demand suatu matauang pada satuan nilai yang lama.

Krisis Asia menunjukkan analogi permasalahan perbankan dan perusahaan yang memiliki pinjaman sangat besar dalam valuta asing. Depresiasi matauang lokal berarti melonjaknya kewajiban pembayaran hutang. Permintaan valas untuk membayar hutang bersifat inelastis, dan dengan demikian suatu depresiasi akan membawa depresiasi lebih lanjut kedalam lingkaran setan. Baik debitur, kreditur maupun mitra dagangnya semua turut menderita.

Dalam konteks internasional persoalan menjadi semakin kompleks karena keterlibatan dua atau lebih mata uang. Perubahan nilai tukar mata uang yang dipegged secara kurang mantap, ataupun hanya prospek perubahan, mengacaukan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Begitu pula fluktuasi nilai tukar mengambang yang dikaitkan dengan inflasi. Semua itu digambarkan dalam krisis keuangan internasional ini, bahwa seharusnya mata uang yang stabil adalah vital bagi koordinasi perekonomian, kalkulasi dan perencanaan bisnis.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil oleh Yeager dalam artikel ini mengungkapkan suatu pemahaman yang menekankan bukan kepada bagaimana menyusun kebijakan nilai tukar tetapi kepada apa yang dinamakan matauang itu sendiri.

Pengaturan kebijakan nilai tukar menyebabkan sukar untuk memastikan nilai dari mata uang itu sendiri, karena hal ini banyak tergantung dari kebijaksanaan bank sentral, dimana bank sentral sendiri mendapat serangan bertubi-tubi dari dalam maupun luar negeri.

Reformasi mendasar disarankan untuk mengatasi ketergantungan itu. Bentuk reformasi ini adalah dengan melepaskan kebijakan menerbitkan uang dari tangan pemerintah (!)

Pihak yang menerbitkan uang ialah penerbit-penerbit mata uang dan deposito, yang masing-masing bertanggung jawab untuk mematuhi komitmen yang ia berikan.

Masing-masing penerbit dalam menerima deposito dan menerbitkan mata uang, wajib memperhitungkan kemungkinan terjadinya arus bolak-balik pemasukan dan pengeluaran dana, ia harus memperhatikan sepenuhnya bukan hanya portofolio aktiva tetapi juga bagaimana ia mengatur kelancaran kewajiban-kewajiban moneternya.

(Diskusi lebih detail, lihat: Yeager, L.B. (1997) The Fluttering Veil; Essays on Monetary Disequilibrium (337-425). Edited by G.Selgin. Indianapolis, Ind.; Liberty Fund.)