Jumat, 20 Februari 2009

BELAJAR DARI PENIPUAN INVESTASI "BUBLE"


Saudara,
Coba renungkan karena ingin return yang tinggi banyak sekali produk investasi derivatif yang membuat orang tidak bisa berlogika DAN KEBLIGER ,karena mengejar return dan margin yang tinggi, akhirnya banyak perusahaan investasi "Pepesan Kosong", Investor ketipu..dan baru sadar dari mana perusahaan membayar return bunga yang tinggi logika sudah kalah dengan nafsu memperkaya diri dan keinginan yang melayang kemana?
Coba kita simak berita ini,semoga jadi pelajaran bagi saya sendiri dan Saudara semua DAN TERNYATA KEPINGIN KAYA INSTAN UDAH MENTAL MANUSIA "MODERN"?

PANAMA, KAMISInvestor Amerika Latin dua kali menjadi korban penipuan investasi di pasar modal Amerika Serikat (AS). Banyak di antara mereka terseret penipuan Bernard L Madoff senilai 50 miliar dollar AS. Kini, penipuan R Allen Stanford yang merugikan nasabah 8 miliar dollar AS lagi-lagi menghanguskan duit pemodal Amerika Latin.

Sewaktu kasus Madoff meledak, banyak investor Argentina menjadi korban. Osvaldo Prato, pengacara para investor, mengungkapkan, para kliennya kehilangan 400 juta dollar AS akibat terseret Madoff.

Investor menaruh dana tersebut lewat Banco Santander SA, bank terbesar di Argentina. Bank asal Spanyol ini jadi salah satu korban penipuan Madoff dan kehilangan 2 miliar dollar AS. Korban-korban lain asal Kolombia, Ekuador, Brasil, dan Meksiko juga bernasib sama.

Yang terbaru, investor asal Venezuela giliran merugi gara-gara penipuan yang dilakukan Stanford. Investor asal Venezuela, baik ritel maupun institusi, menempatkan dana sebanyak 3 miliar dollar AS di bank milik Stanford.

Pemerintah turun tangan

Hingga kini, Securities and Exchange Commision (SEC), pengawas pasar modal di Amerika Serikat (AS), masih memeriksa Stanford International Bank karena terlibat penipuan investasi 8 miliar dollar AS itu. "Saya tak percaya ini terjadi, apalagi pelakunya bank yang menyandang nama Stanford," tutur Celia Daniel Metta, investor asal Venezuela.

Pemerintah negara-negara Amerika Latin akhirnya menyadari, banyak rakyat mereka yang terseret penipuan investasi. Mereka pun langsung bertindak. Di Kolombia dan Ekuador, otoritas pengawas keuangan menghentikan aktivitas semua kantor afiliasi Stanford.

Di Venezuela, Menteri Keuangan Ali Rodriguez menjamin akan melindungi nasabah. Pemerintah Venezuela bahkan berniat membantu menyuntikkan dana bagi salah satu cabang Stanford Bank akibat nasabah menarik besar-besaran dana simpanannya (rush).

Pemerintah Panama bahkan langsung mengambil alih Stanford Bank setelah terjadi rush di bank itu. Tujuannya guna melindungi aset nasabah.

Belum jelas berapa total nilai kerugian investor Amerika Latin gara-gara dua penipuan tersebut. Namun, banyak yang meyakini jumlahnya sangat besar. Sebab, hampir semua investor Amerika Latin lebih senang berinvestasi di AS.

Alasannya, berbagai mata uang Amerika Latin terus terdevaluasi, dan banyak bank yang kolaps. "Itu membuat investor tidak percaya dengan pasar modal lokal," kata Alberto Ramos, Ekonom Goldman Sachs Group. (Harris Hadinata/ Kontan)

Selasa, 17 Februari 2009

KEBUTUHAN PENILAIAN PROPERTI DI PAJAK


Peran Penilai Properti Di era Modernisasi Perpajakan

Oleh : Eko Bayu Aji, SE, MT
Ilmu penilaian sebagai ilmu yang bersifat menaksir Nilai properti adalah memiliki cara yang berbeda dengan penilaian dengan metode Akuntasi.
Diera Modernisasi peran Tenaga Penilai memiliki peran yang sebenarnya bisa mengoptimalkan potensi perpajakan.

Sebagai Contoh Kasus:
1. Dalam pembayaran PPN baik yang dibayar kontraktor ataupun Kegiatan membangun sendiri sebenarnya tenaga Penilai dapat menaksir kewajaran Pembayarannya jika dirasa terdapat data yang tidak dilampirkan wajib pajak. Penilai dapat mengetahu Nilai Bangunan yang wajar maupun Nilai Pasar Wajar Properti berdasarkan metode Penilaian semisal Metode Data pasar, Metode Biaya, Metode Pendapatan, maupun Metode Investasi

2. Dalam potensi Pph perhitungan aset (pasiva) peran tenaga penilai dapat digunakan pula untuk mengetahui besarnya kewajaran Nilai Asset yang dilaporkan wajib pajak.

3. Dalam penentuan besaran harga perolehan untuk BPHTB dan Pph final jual beli properti sebenarnya Penilai dapat dioptimalkan dalam penentuan Nilai perolehan yang wajar yang dilaporkan wajib pajak yang selama ini luput dari perhatian aparat pajak.

4. Penilaian Obyek perkebunan semisal kebun Sawit seorang Penilai akan dapat mengetahui kewajaran aset perusahaan sehingga aparat DJP dapat mengoptimalkan dalam penentuan besaran pajaknya

5. Menilai Aset yang layak pada perusahaan peran tenaga appraisal adalah sangat signifikan jika benar-benar dimanfaatkan dalam proses perhitungan potensi perpajakan sehingga angka yang dihasilkan akan mencerminkan Nilai yang Wajar.

6. Penentuan Nilai properti adalah khas jadi membutuhkan advice seorang Appraisal bagi tenaga auditor di Direktorat Jenderal Pajak jika ingin Potensi Penerimaannya terangkat optimal.

Bagaimana menurut anda?" Awasi Pajaknya Optimalkan Ketetapannya"

Minggu, 08 Februari 2009

JABATAN TINGGI EQ RENDAH


JABATAN TINGGI EQ RENDAH

TIDAK semua mereka yang memiliki jabatan dan titel kesarjanaan tinggi memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Istilah kecerdasan emosional adakalanya disebut EI (emotional intelligence), EQ (emotional quotient), dan kecerdasan sosial.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat
menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Mantan Presiden Soeharto dan Akbar Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan emosionaltinggi, mampu mengendalikan emosinya dalam berkomunikasi.

Ketika membaca berita mengenai kekisruhan dalam rapat antara DPR dan Kejaksaan
Agung belum lama ini, pikiran saya terdorong mengingat kembali teori Daniel Goleman
seputar EQ untuk menganalisa perilaku pejabat tinggi dan politisi di pentas publik.
Berdasar riset panjang, Goleman menyimpulkan, kecerdasan intelektual bukan faktor
dominan dalam keberhasilan seseorang, terutama dalam dunia bisnis maupun sosial.
Menurut Goleman, banyak sarjana yang cerdas dan saat kuliah selalu menjadi bintang
kelas, namun ketika masuk dunia kerja menjadi anak buah teman sekelasnya yang
prestasi akademiknya pas-pasan.

Lalu, apa kunci keberhasilan hidup?

Menurut dia, lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional, yaitu aspek-aspek yang berkait dengan kepribadian, yang di dalamnya setidaknya ada empat unsur pokok.

Pertama, kemampuan seseorang memahami dan memotivasi potensi dirinya. Kedua, memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga, senang bahkan mendorong melihat anak buah sukses, tanpa dirinya merasa terancam. Keempat, asertif, yaitu terampil menyampaikan pikiran dan perasaan dengan baik, lugas, dan jelas tanpa harus membuat orang lain tersinggung.

Untuk mengukur apakah seorang pimpinan memiliki kecerdasan emosional tinggi, jangan
diukur dengan titel kesarjanaan dan kepangkatannya, tetapi tanyakan pada mereka yang
selalu berhubungan dengannya, entah itu sopir, satpam, pembantu rumah tangga, anak
buah, keluarga, maupun teman. Dari merekalah akan terpantul citra kepribadian seorang
pemimpin, terutama di saat-saat seseorang terkondisikan untuk marah.

Seberapa tinggi EQ seseorang mudah terlihat saat kritis, ketika suasananya tidak menguntungkan, bahkan dalam posisi terancam. Dengan tolok ukur ini kita mendapat
kesan banyak pejabat tinggi yang EQ-nya rendah meski titel akademisnya tinggi,
termasuk dalam penguasaan ilmu agama. Cirinya, pertama, jika bicara cenderung
menyakiti dan menyalahkan pihak lain sehingga persoalan pokok tergeser oleh
pertengkaran ego pribadi. Yang terjadi kemudian persoalan tidak selesai, bahkan
bertambah.

Kedua, rendahnya motivasi kinerja anak buah untuk meraih prestasi karena tida mendapat dorongan dan apresiasi dari atasan. Pimpinan dengan EQ tinggi akan mampu memotivasi diri, lalu beresonansi pada orang-orang di sekelilingnya, terutama anak buahnya. Berdasarkan pengalaman memberi pelatihan di lingkungan birokrasi pemerintahan maupun BUMN, ditemukan indikator kuat, hanya sedikit pemimpin yang mampu memberi motivasi kerja pada anak buahnya. Banyak pemimpin menjadi sasaran caci maki anak buah sehingga potensi dan dedikasi anak buah tidak optimal untuk memajukan perusahaan.

BEGITU rendahnya EQ sebagian pejabat tinggi kita, tidak mengherankan jika
produktivitas rendah, bahkan banyak terjadi kebocoran anggaran. Menjelang akhir tahun,yang menjadi agenda utama adalah bagaimana menghabiskan anggaran dan membuat
laporan keuangan agar tampak mulus meski hasil kinerjanya minus. Situasi ini dipertegashasil penelitian TII yang menyatakan perilaku korupsi birokrasi dan bisnis di Jakartasudah amat parah. Orang bukannya dipacu untuk meraih prestasi kerja, tetapi dibuatpusing dan sibuk mengenal serta memberi servis pada orang-orang yang dekat denganpengambil keputusan.

Banyak mahasiswa dan sarjana terkesan idealis saat di kampus, tetapi terhanyut begitu
menjadi birokrat. Rasanya perlu dipikirkan adanya pekan orientasi sarjana sebelum
wisuda. Isinya, memberi peringatan disertai data akurat bahwa setelah wisuda mereka
akan memasuki dunia baru yang penuh ranjau dan lingkungan kerja serta sosial yang
telah terkontaminasi virus korupsi dan manipulasi. Ini merupakan tugas akhir almamater,memberi peringatan dan tanggung jawab moral pada putra-putrinya agar memilikikomitmen untuk hidup terhormat, mengejar karier dengan panduan skill dan
suara hati.PARA psikolog mengatakan, rasa sukses dan bahagia akan diraih jika seseorang bisamenggabungkan setidaknya tiga kecerdasan, yaitu intelektual, emosional, dan spiritual.

1. IQ - KECERDASAN INTELEKTUAL.
Kecerdasan intelektual (IQ) berkait dengan keterampilan seseorang menghadapi
persoalan teknikal dan intelektual. Jika pendidikan kita mengabaikan aspek keunggulan
IQ, sulit bagi Indonesia untuk bersaing dalam bidang sains dan teknologi pada persaingan
global. Kini kita sudah merasakan betapa tertinggalnya kita dalam pendidikan sains.
Pemerintah pun kurang melakukan penjaringan siswa berbakat untuk difasilitasi agar
3. SQ - KECERDASAN SPIRITUAL.
Tidak kalah penting, kecerdasan spiritual (SQ) yang berkait dengan masalah makna,
motivasi, dan tujuan hidup sendiri. Jika IQ berperan memberi solusi intelektual-teknikal,
EQ meratakan jalan membangun relasi sosial, SQ mempertanyakan apakah makna, tujuan,
dan filsafat hidup seseorang.

Menurut Ian Marshall dan Danah Zohar, penulis buku SQ, The Ultimate Intelligence,
tanpa disertai kedalaman spiritual, kepandaian (IQ) dan popularitas (EQ) seseorang tidak akan memberi ketenangan dan kebahagiaan hidup.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, berbagai pakar psikologi dan manajemen di
Barat mulai menyadari betapa vitalnya aspek spiritualitas dalam karier seseorang, meski dalam menyampaikannya terkesan hati-hati. Yang fenomenal, tak kurang dari Stephen R Covey meluncurkan buku The 7th Habit (2004), padahal selama ini dia sudah menjadi ikon dari teori manajemen kelas dunia The Seven Habits. Rupanya Covey sampai pada kesimpulan, kecerdasan intelektualitas dan emosionalitas tanpa bersumber spiritualitas akan kehabisan energi dan berbelok arah.

Di Indonesia, krisis kepercayaan terhadap intelektualitas kian menguat saat bangsa yang secara ekonomi amat kaya ini dikenal sebagai sarang koruptor dan miskin, padahal
hampir semua yang menjadi menteri maupun birokrat memiliki latar belakang pendidikan
tinggi. Asumsi bahwa kesarjanaan dan intelektualitas akan mengantar masyarakat yang
damai dan bermoral digugat Donald B Caine dalam buku: Batas Nalar, Rasionalitas dan
Perilaku Manusia yang sedang dibicarakan banyak orang. Mengapa bangsa Jerman yang
dikenal paling maju pendidikannya dan melahirkan banyak pemikir kelas dunia pernah
dan bisa berbuat amat kejam? Pertanyaan serupa bisa dialamatkan kepada Inggris,
Amerika Serikat, dan Israel.

KEMBALI pada soal EQ. Teori ini valid untuk melihat perilaku dan gaya kepemimpinan
seseorang dalam kelompok terbatas. Dalam wilayah sosial dan politik, terlalu banyak
variabel yang tidak cukup dianalisis dengan teori EQ.
Namun satu hal pasti, kita mengharapkan negeri ini diurus oleh mereka yang cerdas
secara intelektual, emosional, dan spiritual. Yaitu mereka yang kualitas akademisnya baik, mampu berkomunikasi sosial secara simpatik, inspiring dan motivating, serta memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai spiritual sebagai panduan hidup. Jika ketiga kualitas ini tidak terpenuhi, sebaiknya minggir saja atau bangsa ini akan kian hancur oleh perilaku pemimpinnya sendiri.*
(Penulis: Komaruddin Hidayat Direktur Program Pascasarjana UIN Jakarta/Pembina

Rabu, 04 Februari 2009

Renovasi RUMAH


Biarkan Rumah Anda Membiayai Renovasi
Dari : www.housing-estate.com

Tak perlu menguras kocek untuk membiayai renovasi rumah. Biarkan rumah Anda menutup sebagian besar biayanya.

Kalau Anda punya simpanan memadai dan bukan pebisnis, merenovasi rumah dengan mengagunkan rumah itu sendiri mungkin tidak menarik. Mending pakai uang sendiri. Biayanya jelas jauh Iebih murah. Toh, ditaruh di bank uang itu juga tidak beranak karena bunga deposito begitu murah. Sementara kalau pinjam duit bank, spread bunganya begitu jauh.

Bayangkan, deposito hanya dihargai 5,5 persen. Sebaliknya kalau minta kredit dikenai bunga rata-rata 13,5 persen. Jadi, spread-nya 8 persen. Padahal, spread bunga simpanan dengan bunga kredit yang wajar untuk ukuran Indonesia tidak Iebih dari 5 persen. Itu pun sudah ketinggian. naiau oegitu KeenaKan uanKbanknya karena terus kita susui agar bisa hidup.

Lain cerita bila Anda berprofesi sebagai pebisnis atau memiliki usaha sampingan. Memakai duit sendiri untuk merenovasi rumah jelas sayang, karena kalau dipakai usaha mungkin bisa menghasilkan pengembalian atau yield di atas 20 persen. Bukankah tetap Iebih tinggi ketimbang bunga kredit? Jadi, kalau Anda termasuk kategori ini dan mau merenovasi rumah, pinjam duit bank.

Untuk itu jangan biarkan rumah Anda "tidur". Bukan zamannya lagi menjadikan rumah hanya sebagai hunian. Berdayakan rumah itu untuk memenuhi berbagai keperluan, termasuk merenovasi rumah. Di negaranegara maju sudah jamak orang meIakukannya. Yang bisa diagunkan bukan hanya rumah yang sudah bebas kredit, tapi juga rumah yang masih dalam masa KPR.

Selasa, 03 Februari 2009

MEMILIH KPR

Dari: www.housingestate.com
Sebelum memilih KPR ada baiknya Anda memahami sistem perhitungan bunganya.

Sekitar 80 persen pembelian rumah di Indonesia dilakukan dengan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR). Karena itu mekanisme penyaluran dan sistem perhitungan bunganya perlu dipahami agar Anda bisa memilih KPR yang aman sesuai kebutuhan. Terlebih di zaman bunga tinggi seperti sekarang. Paling tidak Anda tidak kaget bila cicilan naik karena sejak awal sudah memahami perhitungannya.

Pada dasarnya bank baru mau memberikan KPR bila rumah sudah jadi 100 persen karena agunannya jelas dan aman. Konsumen juga diuntungkan karena membeli barang yang sudah riil. Bayangkan kalau yang dibeli baru gambar dan developer ingkar janji membangunnya! Tapi, itu bukan berarti bank tidak bersedia membiayai pembelian rumah yang belum jadi.

Menurut Maret DS Santoso, Kabag Pengelola Kredit Perorangan BTN, sejauh proyeknya jelas dan developernya kredibel, bank mau memberikan KPR. "Inilah yang dinamakan KPR inden. Rumah belum ada tapi sudah dikasi KPR," katanya. Biasanya bank berani bila developernya bekerja sama atau kredit konstruksinya dari bank tersebut. "Karena itu biar masih berupa gambar atau contoh maket, bank tidak khawatir," ujar Ibnutomo H Kartiko, Managing Director PT Metro Capital, | perusahaan konsultan KPR.

FLAT

KPR di setiap bank memiliki tingkat bunga dan sistem perhitungan bunga berbeda: flat, anuitas, dan efektif. Dalam sistem flat, nominal cicilan serta porsi angsuran pokok + bunga dalam cicilan, flat selama periode KPR tanpa terpengaruh fluktuasi bunga pasar. Misalnya KPR RplOO juta, periode 3 tahun (36 bulan), bunga 8,5 persen, maka angsuran pokoknya = Rp100 juta: 36 = Rp2.777.780,- angsuran bunga (Rp100 juta x 8,5%) : 12 = Rp708.334, sehingga cicilan menjadi Rp3.486.114/bulan.

Total bunga yang harus dibayar nasabah selama 36 bulan adalah Rp25.500.024. Cicilan harus dituntaskan hingga habis masa KPR. Percepatan pelunasan dikenai penalti. Dalam praktik bunga flat lebih rendah ketimbang bunga anuitas dan efektif. Kalau bunga efektif dan anuitas 15-17 persen, bunga flat hanya 8 - 9 persen.

Bunga flat banyak diterapkan dalam penyaluran kredit kendaraan bermotor. Untuk KPR sudah jarang dipakai, kecuali oleh bank-bank syariah yang membiayai kredit rumah dengan pola jual beli. Mengambil KPR dengan bunga flat sebaiknya dilakukan saat bunga pasar bergejolak dan periodenya dibatasi 3-5 tahun.

HUMOR


Ijazah 'Palsu tapi Asli'
02/01/2009
darihttp://www.nu.or.id/page.php
Pada zaman reformasi ini banyak kesempatan untuk menjadi pejabat, sehingga kadang-kadang para calon pejabat kurang persiapan. Termasuk menyiapkan ijazah yang asli.

Di salah satu kabupaten di Jawa, saat menjabat, seorang bupati kedapatan berijazah palsu. Ia pun disidang di pengadilan.

“Anda dituntut hukuman penjara karena ijazah anda ini palsu,” kata hakim kepada bupati sambil mengangkat ijazah yang dibawakan penuntut umum.

Tapi sang bupati menolak ijazahnya dikatakan palsu. ”Enggak bapak hakim. Sungguh, saya ndak bohong. Kata yang njual, ijazah itu katanya asli pak”. (nam)

Senin, 02 Februari 2009

Menjaga Motivasi Karyawan


http://leadership-id.blogspot.com/2006/05
Oleh Mohamad Yunus

Salah satu kunci penting memotivasi karyawan adalah menghindari tindakan-tindakan yang membunuh motivasi karyawan. Ini berarti, memotivasi karyawan tidak cukup hanya dengan mendorong karyawan berperilaku motivatif, tetapi juga menjaga diri anda, sebagai seorang manajer, untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat mematahkan semangat karyawan. Sikap negatif anda dapat menghalangi sesuatu positif dari orang lain.

Ada banyak hal yang dapat mengendurkan motivasi karyawan. Yang terpenting berasal dari anda sendiri. Berikut beberapa tips beberapa tindakan yang perlu anda ingat-ingat, karena bila tidak, anda dapat menjatuhkan motivasi karyawan.

1. Jangan mengkritik karyawan di hadapan orang lain.

Ini adalah pembunuh motivasi nomor satu. Jangan permalukan karyawan di hadapan orang lain. Meski anda mengatakan sesuatu yang menurut anda benar, namun mengkritiknya di depan umum, dapat melukai perasaannya. Kritik anda dapat meninggalkan bekas luka dalam yang mengubah motivasi menjadi sakit hati dan dendam berkepanjangan.

2. Jangan menghina/merendahkan karyawan.

Melontarkan kata-kata seperti, "bodoh", "goblok", atau kata-kata penuh hinaan lain adalah tindakan yang harus dihindari jauh-jauh. Berhati-hatilah dengan perkataan anda. Jangan sepelekan orang lain. Mereka takkan melakukan sesuatu yang anda inginkan dengan baik jika anda sendiri menganggap mereka tidak becus.

3. Jangan menganggap karyawan sebagai alat.

Sebagai manajer, anda memang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan. Namun, jika anda bersikap seolah-olah memperalat karyawan demi tujuan anda sendiri, anda akan kehilangan simpati dan motivasi karyawan untuk mau bekerja pada anda. Libatkan karyawan pada tujuan bersama. Tunjukkan bahwa anda bersama mereka sedang mencapai tujuan demi keberhasilan bersama.

4. Jangan berlaku tidak adil.

Adalah wajar jika anda senang pada karyawan-karyawan terbaik anda. Namun itu bukan alasan untuk berlaku tidak adil. Perlakuan diskriminatif mudah sekali menjatuhkan semangat seluruh karyawan. Terlebih lagi bila anda tak sadar sedang "dijilat" oleh karyawan yang anda sukai.

5. Jangan hanya memikirkan diri sendiri.

Bagaimana perasaan anda saat mendengar atasan membanggakan dan memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Anda mungkin merasa direndahkan secara tak langsung. Atau anda mungkin merasa atasan anda sedang mengambil keuntungan dari anda. Maka, itu pulalah yang dirasakan oleh karyawan anda jika anda hanya berpusat pada diri sendiri dan tak memberikan perhatian pada mereka.

6. Jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

Karyawan membutuhkan sebuah keputusan yang tegas, segera, namun bijaksana dari atasannya. Jika anda tampak bimbang dengan keputusan anda sendiri, karyawan akan merasa lebih bimbang lagi. Ini cepat sekali menjegal motivasi. Bukan hanya itu, mereka mungkin tak lagi mempercayai kemampuan diri mereka sendiri juga anda.

7. Jangan melemparkan tanggung jawab.

Tugas manajer adalah membimbing karyawan agar lebih baik dan berhasil. Salah satunya adalah dengan mendelegasikan wewenang. Tapi itu bukan berarti anda terlepas dari tanggung jawab atas tugas tersebut. Melemparkan tanggung jawab dapat meruntuhkan kepercayaan mereka pada anda sebagai seorang pemimpin. Di saat-saat sulit, tunjukkan tanggung jawab anda. Ini menumbuhkan hormat pada anda.

8. Jangan kaku, namun jangan turunkan standar kualitas anda.

Situasi tidak selalu berjalan sebagaimana diharapkan. Anda harus bersikap tegas, namun jangan diartikan sebagai sikap kaku. Terbuka dan terimalah masukan-masukan dari karyawan anda. Namun, anda tetap harus menjaga standar kualitas yang anda inginkan. Jika anda toleran terhadap sebuah kelemahan, anda menurunkan moral karyawan lain yang memiliki inisiatif tinggi.

9. Jangan menunjukkan ketidakpercayaan.

Kunci memotivasi orang adalah memberikan kepercayaan pada mereka. Sebaliknya, mematikan motivasi karyawan paling mudah dilakukan dengan mencabut kembali kepercayaan itu. Sepatah ucapan yang menunjukkan ketidakpercayaan sudah cukup untuk menyingkirkan motivasi mereka.

10. Jangan acuh tak acuh pada karyawan.

Jika anda ingin meruntuhkan motivasi karyawan, jangan berikan perhatian apa pun pada mereka. Jangan beri umpan balik. Jangan ingat kejadian-kejadian penting dalam hidup mereka. Jangan berikan waktu bagi mereka untuk berbincang-bincang. Jauh lebih mudah mematahkan semangat, ketimbang membangunnya. Untuk itu, hindari hal-hal yang bisa membunuh motivasi karyawan. Dan itu, berarti menjaga tindakan anda sendiri.

Semoga bermanfaat!!

Have a positive day!

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus