Jumat, 20 Februari 2009

BELAJAR DARI PENIPUAN INVESTASI "BUBLE"


Saudara,
Coba renungkan karena ingin return yang tinggi banyak sekali produk investasi derivatif yang membuat orang tidak bisa berlogika DAN KEBLIGER ,karena mengejar return dan margin yang tinggi, akhirnya banyak perusahaan investasi "Pepesan Kosong", Investor ketipu..dan baru sadar dari mana perusahaan membayar return bunga yang tinggi logika sudah kalah dengan nafsu memperkaya diri dan keinginan yang melayang kemana?
Coba kita simak berita ini,semoga jadi pelajaran bagi saya sendiri dan Saudara semua DAN TERNYATA KEPINGIN KAYA INSTAN UDAH MENTAL MANUSIA "MODERN"?

PANAMA, KAMISInvestor Amerika Latin dua kali menjadi korban penipuan investasi di pasar modal Amerika Serikat (AS). Banyak di antara mereka terseret penipuan Bernard L Madoff senilai 50 miliar dollar AS. Kini, penipuan R Allen Stanford yang merugikan nasabah 8 miliar dollar AS lagi-lagi menghanguskan duit pemodal Amerika Latin.

Sewaktu kasus Madoff meledak, banyak investor Argentina menjadi korban. Osvaldo Prato, pengacara para investor, mengungkapkan, para kliennya kehilangan 400 juta dollar AS akibat terseret Madoff.

Investor menaruh dana tersebut lewat Banco Santander SA, bank terbesar di Argentina. Bank asal Spanyol ini jadi salah satu korban penipuan Madoff dan kehilangan 2 miliar dollar AS. Korban-korban lain asal Kolombia, Ekuador, Brasil, dan Meksiko juga bernasib sama.

Yang terbaru, investor asal Venezuela giliran merugi gara-gara penipuan yang dilakukan Stanford. Investor asal Venezuela, baik ritel maupun institusi, menempatkan dana sebanyak 3 miliar dollar AS di bank milik Stanford.

Pemerintah turun tangan

Hingga kini, Securities and Exchange Commision (SEC), pengawas pasar modal di Amerika Serikat (AS), masih memeriksa Stanford International Bank karena terlibat penipuan investasi 8 miliar dollar AS itu. "Saya tak percaya ini terjadi, apalagi pelakunya bank yang menyandang nama Stanford," tutur Celia Daniel Metta, investor asal Venezuela.

Pemerintah negara-negara Amerika Latin akhirnya menyadari, banyak rakyat mereka yang terseret penipuan investasi. Mereka pun langsung bertindak. Di Kolombia dan Ekuador, otoritas pengawas keuangan menghentikan aktivitas semua kantor afiliasi Stanford.

Di Venezuela, Menteri Keuangan Ali Rodriguez menjamin akan melindungi nasabah. Pemerintah Venezuela bahkan berniat membantu menyuntikkan dana bagi salah satu cabang Stanford Bank akibat nasabah menarik besar-besaran dana simpanannya (rush).

Pemerintah Panama bahkan langsung mengambil alih Stanford Bank setelah terjadi rush di bank itu. Tujuannya guna melindungi aset nasabah.

Belum jelas berapa total nilai kerugian investor Amerika Latin gara-gara dua penipuan tersebut. Namun, banyak yang meyakini jumlahnya sangat besar. Sebab, hampir semua investor Amerika Latin lebih senang berinvestasi di AS.

Alasannya, berbagai mata uang Amerika Latin terus terdevaluasi, dan banyak bank yang kolaps. "Itu membuat investor tidak percaya dengan pasar modal lokal," kata Alberto Ramos, Ekonom Goldman Sachs Group. (Harris Hadinata/ Kontan)

Tidak ada komentar: