Rabu, 28 Oktober 2009

Mental Block



Oleh : EKO BAYU AJI

Keberadaan kita sebagai manusia kerap kali menghadapi dilema-dilema yang dapat menghambat dalam pencapaian tujuan, kendala-kendala ini sebagian besar disebabkan akibat adanya penghambat mental (mental block)yang sudah terekam di otak kita sekian waktu dan terakumulasi secara lama.
Misalkan saja;rasa minder yang berlebihan dalam bekerja karena merasa tidak mampu akibat kurang gaul, berasal dari lingkungan kumuh, merasa tidak mampu karena metode pendidikan di rumah yang salah atau disekolah yang kerap membebani bahkan murid hanya diajari belajar tanpa mengerti konsep dan hanya berhafal...contoh 3 x 1 artinya apa? mereka pada bingung apa 3 nya satu kali apa 1 nya tiga kali, coba minum obat dokter 3 x 1 pasti jawabanya 1 obat diminum dalam sehari 3 kali minum ..nah..???

Anak hanya diajari menghafal,menghitung tapi tanpa memahami belajar tanpa memahami metode yang tepat dan beban tugas yang berat disekolah yang berakibat tidak mampunya siswa bersinergi dengan lingkungan sosial dan bakan dengan alam sekitarnya...akibatnya yaa banyak anak yang tidak tahu tujuannya mau kemana setelah study..akibatnya banyak sarjana yang menganggur..lho kok bisa?? lah pendidikannya kadang bukan apa yang menjadi minat dan hasrat dia akibatnya banyak bingung "How to Start" pasca kelulusan.

Mental Block yang salah diperparah dengan metode pendidikan yang mengukur aspek prestasi dari nilai yang dapat nilai 100 yaa genius yang 40 yaa IQ nya jongkok ... padahal ini yang menjadi trauma anak didik.. contoh; banyak siswa trauma dengan pelajaran matematika karena cara pengajaran yang salah dan ditunjang motivasi nilai rendah akan membuat siswa tidak betah,takut,kalut akhirnya jadi membenci matematika ..lah inilah mental Block yang menjadi penghambat.

Dalam bekerja mental block yang salahpun akan berakibat kita menjadi terbayang dengan pengalaman buruk yang berakibat pada traumatis yang menjadikan kita malas berubah,malas bergerak. Padahal kita ini mampu dan punya power yang tak terbatas.Kita dilahirkan jadi Pemenang itu yang kita harus yakinkan, kelahiran kita contoh kemenangan sebuah sperma membuahi ovum, disinilah Kuasa Tuhan.

Kita hilangkan mental block ini dengan menanamkan keyakinan bahwa kita ini mampu, dan melakukan terapi dibawah pakar yang berkompeten dibidangnya.Yang terpenting terus pupuk sifat positif, rasa positif luar dan dalam..dan terus berkerja tanpa menyerah sambil terus belajar dan terus berbenah disana sini.
Semua orang memiliki mental block yang jika tidak segera dicarikan solusi akan menjadikan kita tidak maju dan berkembang yang pasti akan merugikan diri kita sendiri.

Dan pesan saya yang terpenting adalah Belajar memang tidak ada ruginya untuk menghilangkan mental block yang ada pada diri kita masing-masing.Baik dengan cara spiritual (agamis) maupun ilmiah yang harus terpadu dalam diri kita.

Minggu, 25 Oktober 2009

Bekerja Dari Hati



OLEH: EKO BAYU AJI

Bekerja sebenarnya adalah salah satu cara untuk mewujudkan kemakmuran baik secara individu dan kluarga berbangsa dan bernegara.
Dus bekerja akan semakin bermakna jika kerjakan dengan rasa rela, dari hati, dan penuh penjiwaan (pikiran bawah sadar) selain untuk memenuhi sandang pangan, jabatan dan materi (pikiran sadar).

Dewasa ini banyak didengungkan motivasi finansial yang membuat sebagian orang kepingin instan dalam hidupnya sehingga bekerja by pas serba instan asal duit dapat ..setelah duit dapat pertanyaannya terus untuk apa? hati gelisah pelampiasan gak karuan karena cara instan akan melahirkan perbuatan yang instan pula (bermewah dalam hidup. cari uang dari cara yang tidak dibenarkan, and so on)

Bekerja dengan hati berbeda kita liat aja misalkan seorang perawat di Rumah sakit dengan gaji yang cukup dia dengan penghayatan karena bekerja dari hasrat dalam hati akhirnya mampu melayani dengan sopan dan memuaskan beda perawat yang kerjanya karena rutinitas kerja..demikian juga pegawai atau karyawan yang bekerja dari inner power pasti cara kerjanya akan berbeda dengan kawan-kawannya yang karena rutinitas, jabatan , atau materi...pasti orang lain bisa menilainya.

Dengan penjiwaan tersebut manusia seenarnya mengurangi beban stress dan beban jiwanya, walau secara materi kalah dengan yang instan tapi hidupnya lebih apik, elok dan banyak orang yang menghargai tindakannya yang penuh dedikasi dan komitmen.

Kembali lagi semua adalah pilihan kita mau memilih jalan yang mana..asal jangan lupa kerjakan semua dari hati terdalam niscaya ada Unlimitted Power yang dahsyat yang kita miliki dan walau tidak terlihat hasilnya sekarang pasti penerus atau waktu akan tahu hasil kerja anda..selain itu Tuhan juga akan mereward perbuatan kita dengan menjadi manusia yang berbudi luhur dan dihargai siapapun selebihnya adalah wewenang Sang Maha (jika kita sebagai makhluk beragama)

Semuanya pasti melalui proses dan dengan proses yang baik niscaya hasilnya akan berbeda.Karena segala sesuatu tidak hanya diukur dari materi, percuma aja materi berlimpah jika hati kering dan tidak bermakna---diujung karier kita nanti di dunia (kematian) akan sedih jika pahatan prestasi kita cuma mengumpulkan harta tanpa ada manfaat bagi orang lain,atau mengejar jabatan tanpa ada niat untuk kebaikan, pasti diujung hidup kita terutama dimasa tua akan ada penyesalan dan tinggal penyesalan.Untuk itu mari kita bangkit dan berproses dengan baik.

Bekerja dengan hati akan menjadikan kita orang yang berbudi dan bermoral sehinggi politics office dngan intrik menjatuhkan kawan sendiri, menyalahi peraturan ataupun menguntungkan diri sendiri akan dapat diminimalisir sehingga biaya pelatihan akan dapat dikurangi dan hasilnya lebih kongkret dan aplicable dan bukan rekayasa.

Wassalaam wr.wb

Sabtu, 10 Oktober 2009

SIAPA TAKUT MEMBELI RUMAH TIPE KECIL?

Cara Menyiasati Pengembangan Rumah Tumbuh

Oleh Franhky Wijaya Dipl Ing

[ opini ]

Banyak yang beranggapan membeli rumah kecil itu tanggung . Nanti juga dirombak kalau bayi sudah besar atau keponakan Ibu ikut tinggal di rumah. Masalahnya, bagi yang berpenghasilan pas-pasan tidak mungkin memaksakan diri membeli rumah besar. Pilihannya rumah tipe kecil yang harga bangunannya tidak terlalu mahal. Bagaimana mengutak-atiknya agar tetap mampu menampung perkembangan kebutuhan? Rumah tumbuh adalah salah satu alternatifnya.



Defnisi

Rumah tumbuh adalah pengembangan rumah induk secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan faktor finansial. Rumah tipe kecil yang banyak ditawarkan developer sangat baik dijadikan rumah induk. Dikatakan rumah induk karena secara umum kebutuhan ruang seperti kamar tidur, ruang keluarga, dapur serta kamar mandi sudah tersedia walau ukurannya masih kecil.

Pengembangan lanjutan baru dilakukan jika ada rezeki berlebih dan ada kebutuhan penambahan ruangan. Karena itu penting memperhatikan setiap detail bangunan karena hal itu banyak kaitannya dengan biaya.



Ketersediaan lahan

Sebaiknya beli rumah tipe kecil dengan lahan cukup luas, sehingga pengembangan bisa dilakukan tanpa mengganggu rumah induk. Biasanya developer menyediakan lahan belakang untuk dikembangkan sendiri. Selama tidak banyak mengubah tampak bangunan, developer tidak keberatan.

Selanjutnya, tentukan apakah pengembangan ke arah horizontal atau vertikal. Bila lahan memungkinkan, pilih ke arah horizontal dengan memanfaatkan taman belakang atau taman samping sebagai dasar pengembangan desain selanjutnya. Dengan cara itu tampak bangunan tidak banyak berubah.

Sering terjadi taman belakang yang sudah disediakan kurang dimanfaatkan secara optimal sehingga ruang-ruang yang terbentuk juga tidak optimal. Sementara taman depan biasanya sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena sudah mentok dengan garis sempadan bangunan (GSB).

Kaveling rumah tipe kecil tentu saja tidak sama dengan kaveling rumah tipe besar. Ruang keluarga berukuran 3 x 3 tentu tidak sama dengan ruangan 10 x 10, tapi selama fungsinya sama-sama tercukupi tidak masalah. Bahkan ruangan yang kecil memungkinkan kita membuat desain yang lebih kompak melalui pengaturan perabot dan warna ruangan.



Konstruksi bangunan

Pengembangan secara horizontal tidak terlalu memberatkan konstruksi bangunan yang telah ada. Sebaliknya pengembangan vertikal perlu diketahui dulu seberapa jauh konstruksi rumah induk dapat ditingkatkan. Tanyakan pada ahli-ahli struktur atau pihak developer. Dengan perencanaan yang matang, kita dapat mengetahui konstruksi mana saja yang dapat dipertahankan atau harus dibongkar untuk penambahan ruangan.

Juga bagian mana saja yang sudah dipersiapkan bila ada penambahan lantai. Semakin banyak bagian yang dipersiapkan di awal, makin sedikit pengeluaran untuk pengembangan tahap selanjutnya.



Rancangan akhir

Walaupun rumah tumbuh, bukan berarti rumah induk dapat senantiasa dikembangkan. Jangan hanya memikirkan pengembangannya untuk jangka waktu pendek dan hanya optimal saat itu saja. Tapi, pikirkan sejak awal bagaimana selanjutnya? Kita tidak ingin ruangan di rumah seperti susunan gerbong kereta atau susunan rumah burung, bukan?

Mesti ada perencanaan yang matang, ruangan mana yang akan ditambah kalau ada penambahan anggota keluarga. Dan sebaiknya kita juga tahu rancangan akhir dari rumah itu. Bagaimanapun lahan kecil punya batas maksimum. Kalau kita membangun rumah melebihi batas maksimumnya, tentu ruangannya juga tidak akan optimal.

Pemilihan material dan warna

Rumah tumbuh sebaiknya mempunyai nuansa yang sama dan terpadu dengan rumah induk. Supaya ruangan yang baru tidak terkesan tambalan, pilihan material dan warna bangunan sebaiknya sama atau mendekati rumah induk. Kecuali kita ingin menambahkan aksen-aksen warna di ruangan tertentu.



Sirkulasi udara dan pencahayaan

Ruangan yang baik dan sehat memiliki sirkulasi dan pencahayaan yang baik. Adanya jendela di setiap ruangan adalah wajib. Dengan perencanaan yang baik kita tahu kemana arah jendela setiap ruang ini menghadap. Apakah menghadap taman atau ke ruangan yang lain bila ada penambahan ruang.



Franhky Wijaya Dipl Ing

Senior arsitek pembangunan Kota Deltamas, Bekasi



Tahap 1

Pada tahap ini denah awal tidak begitu banyak berubah. Ruang makan yang digabung dengan ruang bersama terlihat agak sempit, dapat dipindahkan ke belakang dan berdekatan dengan dapur. Tidak perlu ada penambahan dinding supaya ada kesan ruangan menyatu dengan taman belakang. Penataan taman belakang perlu dilakukan, salah satunya dengan penempatan gazebo.

Tahap 2

Pada tahap ini kita melakukan penambahan ruang tidur di belakang dengan ukuran yang lebih besar. Supaya ruangan terkesan lebih luas, dapur dan ruang makan dapat disatukan. Untuk ruangan kecil hindari dinding pembatas yang banyak karena akan mempersempit ruangan.

Tahap 3

Pada tahap ini terjadi penambahan ruang untuk pembantu yang ditempatkan di bagian belakang. (kamar pembantu terletak di bagian atas, lihat denahnya di tahap 4)

Tahap 4

Pada tahap ini lantai dasar sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Arah pengembangan terpaksa ke atas. Di lantai atas ditempatkan dua kamar tidur plus KM/WC. Sedangkan dapur + ruang makan dipindahkan ke bagian belakang untuk menampung anggota keluarga yang semakin membesar.

Nukilan - Kisah Teladan-Untuk Cermin Kita


Sumber:http://www.kickandy.com/corner/

Suatu hari, seorang teman lama menelepon saya. Dia menceritakan kisah yang membuat hati saya tersentak lalu tergerak. Cerita tentang istri almarhum mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Menurut teman saya, ketika Pak Hoegeng masih hidup, dia pernah berjanji suatu hari kelak, jika punya uang, dia akan mengajak istrinya ke Hawai, Amerika Serikat. Mengapa Hawai? Karena mereka berdua begitu mencintai lagu-lagu “irama lautan teduh”.

Hoegeng dan Merry Roeslani, sang istri, sejak muda memang sangat menyukai musik hawaian. Kecintaan pada jenis musik tersebut mendorong mereka menghidupkan kembali kelompok musik Hawaian Seniors yang dulu pernah dibentuk Hoegeng semasa remaja. Mereka bahkan tampil sebulan sekali di TVRI dan merupakan program yang sangat diminati pada tahun 1970-an.

Namun apa mau dikata. Sebelum janji itu bisa dipenuhi, sang jenderal yang jujur dan sederhana itu lebih dulu dipanggil Tuhan. Hoegeng pergi selama-lamanya tanpa sempat mengajak sang istri menginjak pasir Waikiki Beach di Hawai yang terkenal itu. Hoegeng juga tak pernah sempat mengajak Merry melihat penari hula-hula asli di pulau tersebut. Karena itu, saya bisa membayangkan betapa sedih hati Ibu Merry.

Bagi Anda yang mungkin lupa, selama menjadi Kapolri, Pak Hoegeng setiap akhir bulan tampil bermain musik bersama Hawaian Seniors membawakan lagu-lagu irama lautan teduh. Duet Hoegeng dan Merry sanggup menyihir penonton televisi pada tahun 1970-an.

Bahkan penampilannya di TVRI waktu itu terus berlanjut walau Pak Hoegeng sudah pensiun. Hingga pada 1978, Hawaian Seniors “dicekal” tidak boleh tampil di TVRI oleh penguasa Orde Baru. Tidak pernah jelas mengapa. Alasan “resminya” karena acara tersebut dinilai tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Tetapi diduga pencekalan itu berkaitan dengan keikutsertaan Pak Hoegeng menandatangani “Petisi 50” yang berisi kritikan keras terhadap Pak Harto.

Pencekalan terjadi setelah Pak Hoegeng, Ibu Merry, dan Hawaian Seniors sepuluh tahun tampil menghibur di TVRI. Waktu yang cukup lama. Tetapi, percaya atau tidak, selama itu pula belum pernah sekalipun Ibu Mery menginjakkan kakinya di pasir Waikiki Beach yang terkenal itu. Padahal, sebagai Kapolri, Pak Hoegeng sudah pernah tiga kali bertugas ke Amerika dan sempat mampir di Hawai.

Ibu Merry tidak pernah ikut karena Pak Hoegeng memiliki prinsip yang sangat teguh: selama melakukan perjalanan dinas, istri dan anak-anak tidak boleh ikut “numpang” fasilitas kantor “Dia tidak pernah mengijinkan saya dan anak-anak memanfaatkan kesempatan menggunakan fasilitas dinas,” ungkap Ibu Mery. “Sementara untuk beli tiket dengan uang sendiri kami tidak mampu.”

Ironis memang. Sulit dipercaya ada orang sejujur Pak Hoegeng di negeri ini. Tak heran jika kemudian muncul idiom: Di Indonesia hanya ada tiga polisi yang jujur. Polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitu jujurnya sampai ketika meninggal tak banyak harta benda yang dia tinggalkan untuk keluarganya. Bahkan setelah 32 tahun mengabdi di kepolisian, uang pensiun yang diterima Pak Hoegeng cuma Rp 10 ribu.

Kawan saya menilai kisah tentang Ibu Mery tersebut layak diangkat di Kick Andy. Agar banyak pihak terbuka matanya bahwa di negeri ini ada sebuah ironi. Ironi kehidupan seorang pejabat yang jujur dan seorang istri yang tabah.

Setelah mendengar kisah tentang Pak Hoegeng dan Ibu Merry, ada “panggilan” yang begitu kuat di dalam dada. Panggilan untuk mewujudkan mimpi Ibu Merry. Mimpi untuk bisa menginjakkan kaki di Pantai Waikiki. Dalam usianya yang sudah di atas 80 tahun, mungkin ini permintaan terakhir yang akan dikenangnya sebelum Tuhan memanggilnya.

Tapi, jujur saja, saya sempat ragu apakah bisa mewujudkan mimpi tersebut. Terutama ketika mendengar cerita bahwa sudah dua kali Ibu Merry ditolak ketika mengajukan visa ke kedutaan besar Amerika Serikat. Tak ada penjelasan mengapa permohonannya ditolak. Sejak penolakan yang kedua, Ibu Merry sudah mengubur dalam-dalam impiannya untuk bisa melihat Hawai.

Saya mencoba menghubungi pihak kedutaan Amerika dan menjelaskan keinginan saya untuk membantu Ibu Merry guna mendapatkan visa. Saya berusaha menjelaskan siapa Pak Hoegeng dan kisah tentang mimpi Ibu Merry untuk bisa menginjakkan kaki di pulau yang selama ini hanya dikenalnya melalui gambar dan cerita-cerita orang.

Pihak kedutaan Amerika mengatakan tidak berjanji dapat mengabulkan permintaan saya itu. Mereka menegaskan adanya peraturan keras dari pemerintah Amerika yang tidak pandang bulu. Saya katakan kepada mereka saya bisa memahami dan tidak akan memaksa. Saya hanya ingin menyenangkan hati seorang wanita luar biasa yang selama hidupnya banyak mengalami kepahitan hidup. Apa salahnya di ujung hidupnya, sekali ini, dia dapat mereguk kebahagiaan. Apalagi ada kemungkinan ini adalah “last wish” atau permintaan terakhirnya.

Akhirnya, kisah tentang Pak Hoegeng, Hawaian Senior, dan Ibu Merry saya angkat di Kick Andy. Pada bagian akhir acara, kepada Ibu Merry saya tanyakan tentang apa keinginannya yang belum terwujud. Dengan suara pelan, sembari menghela nafasnya, Ibu Merry bercerita tentang kerinduannya untuk bisa ke Hawai. Kerinduan yang sudah dikuburnya.

Dua kali visanya ditolak dan keuangan yang terbatas, membuatnya pasrah. Dia juga harus mengubur impiannya untuk bertemu dengan sahabatnya Mukiana, perempuan asal Hawai, yang sangat dirindukannya. Sudah tiga puluh tahun lamanya mereka tidak berjumpa. Mukiana pernah tinggal di Indonesia selama enam tahun dan bersama-sama menari dan bernyanyi di acara Hawaian Seniors.

Di ujung acara Kick Andy saya menyambungkan hubungan telepon antara Keala Mohikana dan Ibu Merry. Tampak Ibu Merry terkejut mendapat sambungan langsung dengan sahabat yang dirindukannya itu. Ibu Merry lalu menanyakan kapan Keala Mohikana bisa ke Jakarta. Tapi, pada pertengahan pembicaraan, tiba-tiba Keana Mohikana muncul dari balik panggung. Ibu Merry tertegun seakan tak percaya. Sahabatnya itu kini berada tepat di depannya. Kedua wanita tua itu lalu saling berpelukan melepas rindu.

Belum sempat Ibu Merry meredakan rasa harunya, tiba-tiba Aditya, putra Ibu Merry, mengeluarkan visa dari kantongnya. Tuhan maha besar. Kedutaan Amerika kali ini meloloskan Ibu Merry dan juga Aditya untuk masuk wilayah Amerika. Mereka berdua mendapat visa!

Selesai sampai di situ? Belum. Kepada Ibu Mery, saya serahkan sebuah amplop. Isinya kemudian dibaca oleh Ibu Merry: tiket pulang pergi Jakarta-Hawai-Jakarta. Maka sempurnalah perjuangan saya, teman saya, dan Aditya untuk memberikan “hadiah” paling indah dalam hidup Ibu Merry, yakni kesempatan pergi ke Hawai.

Sejumlah penonton di studio tak kuasa menahan haru. Mereka menitikan air mata. Apalagi saat Aditya menunjukkan visa dan kemudian Ibu Merry menerima tiket ke Hawai yang dipersembahkan Surya Paloh, pemilik Metro TV.

Seusai rekaman Kick Andy, semalaman saya tidak bisa tidur. Hati rasanya bahagia sekali. Semua upaya dan jerih payah terbayar sudah. Kalau melihat ke belakang, rasanya semua itu tidak mungkin terjadi. Mulai dari upaya teman saya mendatangkan Mukiana ke Jakarta, usaha untuk mendapatkan visa yang sudah dua kali ditolak, sampai tiket ke Hawai pemberian Surya Paloh, semua berjalan tanpa hambatan. Tuhan maha besar.