Sabtu, 10 Oktober 2009

SIAPA TAKUT MEMBELI RUMAH TIPE KECIL?

Cara Menyiasati Pengembangan Rumah Tumbuh

Oleh Franhky Wijaya Dipl Ing

[ opini ]

Banyak yang beranggapan membeli rumah kecil itu tanggung . Nanti juga dirombak kalau bayi sudah besar atau keponakan Ibu ikut tinggal di rumah. Masalahnya, bagi yang berpenghasilan pas-pasan tidak mungkin memaksakan diri membeli rumah besar. Pilihannya rumah tipe kecil yang harga bangunannya tidak terlalu mahal. Bagaimana mengutak-atiknya agar tetap mampu menampung perkembangan kebutuhan? Rumah tumbuh adalah salah satu alternatifnya.



Defnisi

Rumah tumbuh adalah pengembangan rumah induk secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan faktor finansial. Rumah tipe kecil yang banyak ditawarkan developer sangat baik dijadikan rumah induk. Dikatakan rumah induk karena secara umum kebutuhan ruang seperti kamar tidur, ruang keluarga, dapur serta kamar mandi sudah tersedia walau ukurannya masih kecil.

Pengembangan lanjutan baru dilakukan jika ada rezeki berlebih dan ada kebutuhan penambahan ruangan. Karena itu penting memperhatikan setiap detail bangunan karena hal itu banyak kaitannya dengan biaya.



Ketersediaan lahan

Sebaiknya beli rumah tipe kecil dengan lahan cukup luas, sehingga pengembangan bisa dilakukan tanpa mengganggu rumah induk. Biasanya developer menyediakan lahan belakang untuk dikembangkan sendiri. Selama tidak banyak mengubah tampak bangunan, developer tidak keberatan.

Selanjutnya, tentukan apakah pengembangan ke arah horizontal atau vertikal. Bila lahan memungkinkan, pilih ke arah horizontal dengan memanfaatkan taman belakang atau taman samping sebagai dasar pengembangan desain selanjutnya. Dengan cara itu tampak bangunan tidak banyak berubah.

Sering terjadi taman belakang yang sudah disediakan kurang dimanfaatkan secara optimal sehingga ruang-ruang yang terbentuk juga tidak optimal. Sementara taman depan biasanya sudah tidak bisa dikembangkan lagi karena sudah mentok dengan garis sempadan bangunan (GSB).

Kaveling rumah tipe kecil tentu saja tidak sama dengan kaveling rumah tipe besar. Ruang keluarga berukuran 3 x 3 tentu tidak sama dengan ruangan 10 x 10, tapi selama fungsinya sama-sama tercukupi tidak masalah. Bahkan ruangan yang kecil memungkinkan kita membuat desain yang lebih kompak melalui pengaturan perabot dan warna ruangan.



Konstruksi bangunan

Pengembangan secara horizontal tidak terlalu memberatkan konstruksi bangunan yang telah ada. Sebaliknya pengembangan vertikal perlu diketahui dulu seberapa jauh konstruksi rumah induk dapat ditingkatkan. Tanyakan pada ahli-ahli struktur atau pihak developer. Dengan perencanaan yang matang, kita dapat mengetahui konstruksi mana saja yang dapat dipertahankan atau harus dibongkar untuk penambahan ruangan.

Juga bagian mana saja yang sudah dipersiapkan bila ada penambahan lantai. Semakin banyak bagian yang dipersiapkan di awal, makin sedikit pengeluaran untuk pengembangan tahap selanjutnya.



Rancangan akhir

Walaupun rumah tumbuh, bukan berarti rumah induk dapat senantiasa dikembangkan. Jangan hanya memikirkan pengembangannya untuk jangka waktu pendek dan hanya optimal saat itu saja. Tapi, pikirkan sejak awal bagaimana selanjutnya? Kita tidak ingin ruangan di rumah seperti susunan gerbong kereta atau susunan rumah burung, bukan?

Mesti ada perencanaan yang matang, ruangan mana yang akan ditambah kalau ada penambahan anggota keluarga. Dan sebaiknya kita juga tahu rancangan akhir dari rumah itu. Bagaimanapun lahan kecil punya batas maksimum. Kalau kita membangun rumah melebihi batas maksimumnya, tentu ruangannya juga tidak akan optimal.

Pemilihan material dan warna

Rumah tumbuh sebaiknya mempunyai nuansa yang sama dan terpadu dengan rumah induk. Supaya ruangan yang baru tidak terkesan tambalan, pilihan material dan warna bangunan sebaiknya sama atau mendekati rumah induk. Kecuali kita ingin menambahkan aksen-aksen warna di ruangan tertentu.



Sirkulasi udara dan pencahayaan

Ruangan yang baik dan sehat memiliki sirkulasi dan pencahayaan yang baik. Adanya jendela di setiap ruangan adalah wajib. Dengan perencanaan yang baik kita tahu kemana arah jendela setiap ruang ini menghadap. Apakah menghadap taman atau ke ruangan yang lain bila ada penambahan ruang.



Franhky Wijaya Dipl Ing

Senior arsitek pembangunan Kota Deltamas, Bekasi



Tahap 1

Pada tahap ini denah awal tidak begitu banyak berubah. Ruang makan yang digabung dengan ruang bersama terlihat agak sempit, dapat dipindahkan ke belakang dan berdekatan dengan dapur. Tidak perlu ada penambahan dinding supaya ada kesan ruangan menyatu dengan taman belakang. Penataan taman belakang perlu dilakukan, salah satunya dengan penempatan gazebo.

Tahap 2

Pada tahap ini kita melakukan penambahan ruang tidur di belakang dengan ukuran yang lebih besar. Supaya ruangan terkesan lebih luas, dapur dan ruang makan dapat disatukan. Untuk ruangan kecil hindari dinding pembatas yang banyak karena akan mempersempit ruangan.

Tahap 3

Pada tahap ini terjadi penambahan ruang untuk pembantu yang ditempatkan di bagian belakang. (kamar pembantu terletak di bagian atas, lihat denahnya di tahap 4)

Tahap 4

Pada tahap ini lantai dasar sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Arah pengembangan terpaksa ke atas. Di lantai atas ditempatkan dua kamar tidur plus KM/WC. Sedangkan dapur + ruang makan dipindahkan ke bagian belakang untuk menampung anggota keluarga yang semakin membesar.

Tidak ada komentar: